REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga korban pelecehan seksual dengan tersangka Emon di Sukabumi mengalami pendarahan di area alat vital belakang (anus). Bagian anus para korban juga mengalami kerusakan sehingga membuat mereka tersiksa. Hingga hari ini (Selasa, 6/5), berdasarkan keterangan kepolisian, jumlah korban pelecehan seksual dengan tersangka Emon mencapai 95 orang anak.
"Jadi kemarin, ada sekitar 3 anak secara medis masih terlihat alat vital belakang (anus) mengalami pendarahan dan kerusakan," ujar Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda kepada ROL, Selasa (6/5).
Ia menuturkan, korban berumur 10 sampai 12 tahun sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Pihaknya pun berharap Dinas Kesehatan setempat segera cepat tanggap. "Kemarin (korban) rawat jalan, kami meminta rawat inap kepada pihak pemkot," katanya.
Menurut Erlinda, korban saat ini belum bisa beraktivitas dan beberapa diantaranya secara fisik mengalami demam yang tinggi. Pihaknya pun meminta agar anak-anak itu tidak masuk sekolah.
Erlinda mengatakan setiap dinas sosial dan pihak terkait bisa memberikan bantuan yang sifatnya tentatif. Secara, mereka berasal dari kalangan keluarga yang kurang mampu. "Kami meminta (mereka) untuk memberikan vitamin sebagai obat pencegahan," katanya.
Ia pun menambahkan untuk perkembangan terbaru saat ini pihaknya belum mengetahui korban yang mengalami pendarahan bertambah atau tidak. Akan tetapi, pihaknya sudah terjun ke lapangan dan melakukan pendampingan kepada korban.
Erlinda mengatakan orang tua korban mengaku cemas dengan anak-anak mereka. Apakah bisa kembali pulih, Apakah mereka akan mendapatkan penyakit yang akhirnya berdampak negatif kepada mereka. Serta, ketakutan, apakah anak mereka bisa kembali normal. "Dan tidak hanya ibu-ibu yang mengkhawatirkan itu tapi bapak-bapak juga," katanya.