REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sekretaris Jenderal, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda mengatakan kondisi korban pelecehan seksual Emon tidak bisa mengendalikan diri. Serta, jiwa korban yang terlihat tidak ada. Hal itu, muncul saat pihak KPAI melakukan treatment kepada 51 korban pada Senin (5/5) kemarin.
"Ada beberapa anak yang raganya ikut namun jiwanya tidak ada. Termasuk, saat bermain angka, mereka tidak bisa mengendalikan diri," ujar Erlinda, Sekjend KPAI kepada ROL, Selasa (6/5).
Meski begitu, ia menuturkan perilaku para korban tidak tampak aneh. Kondisi tersebut terjadi karena saat ini anak masih mengalami trauma dan syok. Mengingat apa yang dilakukan Emon merupakan sesuatu yang sangat buruk.
Erlinda pun berharap agar para orang tua jangan sampai mengatakan kepada anaknya peristiwa yang sebenarnya. Jika, perlakuan tersangka membuat korban menderita. "Kita membuat terapi dan pengobatan oleh dinas (kesehatan) setempat," ungkapnya.
Menurutnya, pihaknya beserta mitra strategis dilapangan memaksimalkan pendampingan kepada korban dengan trauma healing. Dimana memberikan trauma healing berupa hipnoterapy. Serta akan dilanjutkan besok dengan play terapi, kegiatan bermain tetapi mengedukasi.