Oleh: Mohammad Akbar
Tampilan seni pada masjid yang bercitarasa tinggi ini seluruhnya digarap oleh arsitek berdarah Inggris.
Malaysia memiliki sejumlah masjid yang memesona. Satu di antaranya adalah Masjid Ubudiah. Masjid yang terletak di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak, ini telah diaminkan sebagai salah satu masjid terindah di negeri jiran tersebut.
Masjid ini tampil dengan mengadopsi seni arsitektur Moor. Yakni, seni arsitektur merujuk pada budaya yang dihasilkan oleh bangsa Moor, khilafah Muslim yang pernah menguasai Spanyol dan sebagian wilayah Afrika pada rentang abad kedelapan hingga ke-15 Masehi.
Sentuhan Moor tersebut terlihat jelas pada bagian luar masjid. Cirinya terletak pada lengkungan berbentuk tapal kuda pada bagian penghubung di antara tiang masjid.
Lalu, pemakaian warna yang berselang-seling pada bagian tiang menara menjadi aksen lain yang kian menebalkan pengaruh sentuhan gaya Moor tersebut.
Adopsi lain yang juga masih kental pengaruh Moor terlihat juga pada bagian kubah masjid. Kubah masjid ini berbentuk seperti umbi bawang merah dengan ujungnya yang lancip. Kubah masjid ini terlihat begitu mencolok dengan pilihan warna kuning emas. Selain itu, peletakan kubah dan menara menjadi daya pikat lainnya.
Secara umum, masjid ini berbentuk oktagonal. Mengutip informasi dari Malaysia In History, kubah utama masjid ini berdiameter 16 kaki yang dibangun dengan rangka baja.
Lalu, ketinggiannya mencapai 140 kaki. Kubah utama ini diapit oleh empat menara utama. Pada bagian ujung menara ini terdapat pula kubah yang berukuran kecil. Tinggi dari menara utama ini adalah 126 kaki.
Lalu, seperti tertulis di laman Wikipedia, kubah utama dari masjid ini dikelilingi pula oleh delapan buah menara induk dan 16 menara berukuran lebih kecil. Jumlah tersebut mencerminkan pada aturan gelaran yang ada di negeri tersebut, yakni orang besar empat, orang besar delapan, dan orang besar 16.