REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Baku-tembak pada Senin (5/5) menghentikan pengiriman pangan ke satu kamp pengungsi Palestina yang terkepung. Demikian kata juru bicara PBB.
Juru bicara itu menyampaikan kembali tuntutan bahwa badan PBB yang membantu pengungsi Palestina harus diperkenankan secara aman dan tanpa gangguan membagikan sejumlah mendasar makanan serta bantuan lain kemanuisaan di dalam kamp Yarmouk.
Juru Bicara Chris Gunness mengatakan Lembaga Pekerjaan dan Bantuan PBB bagi Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) membagikan paket makanan hanya buat 162 keluarga sipil pada Senin pagi.
"Tim UNRWA tiba di pintu masuk utara Bateekhah di Yarmouk pada pukul 10.00 waktu setempat dan diperkenankan memulai pembagian di dalam kamp Yarmouk pada pukul 12.00," kata Gunness.
"Pembagian berlanjut dengan cara yang relatif lamban sampai pukul 15.00 ketika dua tembakan terjadi di daerah pintu masuk Bateekhah Utara di dekat staf pendukung dan kendaraan UNRWA," kata Gunness sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Selasa.
Penembakan itu melukai satu warga sipil yang sedang berdiri dan memaksa tim UNRWA menarik diri serta kembali ke kantor lapangannya.
"Peristiwa hari ini menyoroti resiko yang ada yang dihadapi oleh warga sipil dan personel kemanusiaan di Yarmouk dan daerah lain yang bersengketa," kata Gunnes di dalam satu pernyataan setelah penembakan tersebut.
Ia menggaris-bawahi bahwa semua pihak harus memperlihatkan komitmen dalam menangani krisis besar kemanusiaan yang dialami oleh warga sipil di dalam kamp Yarmouk. Semua pihak juga harus memiliki tanggung jawab untuk melindungi warga sipil.