REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Komoditi beras dan martabak turut menyumbang inflasi 0,41 persen di Privinsi Kalimantan Tengah pada April 2014 yang merupakan gabungan Kota Palangka Raya serta Sampit.
Beras menyumbang 0,16 persen dan martabak 0,04 persen di kota Palangka Raya yang mengalami inflasi 0,62 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng, Sukardi di Palangka Raya, Selasa (6/5).
"Kalau di kota Sampit yang inflasinya sebesar 0,04 persen lebih tinggi disumbang Daging Ayam Ras 0,08 persen dan ikan tongkol 0,06. Sedangkan beras hanya 0,04 persen," tambah Sukardi.
Komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Palangka Raya adalah beras, daging ayam ras, nasi dengan lauk, ikan nila dan martabak. Sementara di Sampit daging ayam ras, ikan tongkol, rokok kretek dan ikan selar.
Terjadinya inflasi itu karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan pada semua kelompok pengeluaran. Mulai dari bahan makanan 1,29 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,28 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,02 persen.
Kelompok sandang 0,22 persen, kesehatan 0,77 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,10 persen serta kelompok transportasi, komunikasi maupun jasa keuangan 0,06 persen.
"Terjadinya inflasi di bulan inflasi bukan karena fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kalteng tidak berjalan. Justru adanya TPID inflasi Kalteng tidak lebih tinggi," katanya.
Dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen, tercatat 43 kota mengalami inflasi dan 39 deflasi di seluruh Indonesia. Tingkat regional Kalimantan, Palangka Raya tercatat inflasi tertinggi kedua setelah Balikpapan yang mencapai 0,98 persen. Banjarmasin 0,55 persen, Tanjung 0,37 persen, Tarakan 0,19 persen, Pontianak 0,08 persen, Sampit 0,04 persen, Samarinda 0,01 persen dan Singkawang -0,46 persen.
"Kalau laju inflasi Kalteng tahun kalender 2014 sampai April adalah 1,48 persen dan laju inflasi year on year sekitar 5,49 persen," demikian Sukardi.