Selasa 06 May 2014 17:34 WIB

Masjid Ubudiah, Pesona Moor di Bukit Chandan (2)

Masjid Ubudiah di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak, Malaysia.
Foto: Blogspot.com
Masjid Ubudiah di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak, Malaysia.

Oleh: Mohammad Akbar

Sebagai penopang dari kubah berukuran kecil pada bagian menara, terdapat pula bentuk oktagonal. Bentuk ini menyelaraskan dengan bentuk menara yang menempel ke bagian bangunan masjid.

 

Tampilan seni bercitarasa tinggi ini seluruhnya digarap oleh arsitek berdarah Inggris bernama Arthur Benison Hubback. Ia adalah seorang arsitek resmi pemerintah kerajaan yang banyak melahirkan bangunan di Malaysia, termasuk di antaranya Masjid Jamik Kuala Lumpur.

Keindahan masjid ini juga dihiasi dengan material mewah. Salah satunya adalah marmer berwarna merah dan putih yang didatangkan langsung dari Italia dan Inggris. Material tersebut terdapat pada bagian dinding dalam dan lantai masjid.

Pada masa pembangunan masjid ini, bahan marmer ini sempat mengalami dua kali pengiriman. Pada pengiriman pertama, marmer-marmer tersebut sempat hancur karena adanya amuk gajah milik raja. Lalu, untuk pengiriman kedua terpaksa tertunda menyusul pecahnya Perang Dunia I yang bergolak di Eropa.

Kesan mewah lainnya juga dapat dilihat pada bagian kubah yang menggantungkan sebuah lampu kristal. Menghiasi pula bagian dalam kubah ini ornamen dekoratif yang dikemas secara teliti dan berulang. Luas dari ruang utama masjid ini berukuran 20 x 20 meter.

Langit-langit masjid yang berbentuk oktagonal itu dihiasi pula oleh bahan plester berserat. Bahan ini kabarnya dirancang secara khusus untuk masjid ini. Pembuatannya diserahkan kepada sebuah perusahaan desain bernama Bromsgrove Guild yang berada di London.

Pada bagian di bawah atap ini terdapat pula jendela yang terbuat dari kaca. Kaca-kaca ini mengikuti pola bentuk setengah lingkaran. Posisinya berada di setiap sudut dari bentuk ruang oktagonal tersebut.

Sementara, untuk bagian mihrab, terdapat pula bentuk setengah lingkaran sebagai batas penandanya. Di bagian ini terdapat juga sebuah mimbar yang terbuat dari bahan kayu. Posisinya tidak terlalu menjorok ke barisan jamaah, tidak seperti halnya mimbar masjid yang mengadopsi gaya Turki.

Semua keindahan dan kemewahan yang tersaji dari masjid ini pada akhirnya memberikan rasa bangga, khususnya bagi masyarakat di Malaysia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement