Selasa 06 May 2014 17:57 WIB

Masjid Ubudiah, Pesona Moor di Bukit Chandan (3-habis)

Masjid Ubudiah di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak, Malaysia.
Foto: Blogspot.com
Masjid Ubudiah di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak, Malaysia.

Oleh: Mohammad Akbar

Berawal dari sebuah nazar

Masjid Ubudiah ini rupanya berdiri dari sebuah nazar pembesar di negeri tersebut. Nazar atau janji itu disampaikan oleh Sultan Idris Shah Murshidul Azzam. Ia adalah sultan Perak ke-28.

Kala itu, sultan jatuh sakit dan bermukim di Port Dickson di Negeri Sembilan untuk masa pemulihan. Pada saat itulah terucap janji untuk membangun sebuah masjid di Bukit Chandan apabila penyakitnya tersebut sembuh.

Seperti tertulis dalam informasi umum yang ada di masjid, penyakit sultan akhirnya sembuh. Pada 1911, sultan kembali ke Kuala Kangsar. Saat itulah, ia meminta Kolonel Huxley, seorang insinyur dari Departemen Pekerjaan Umum, untuk segera membuatkan sebuah rancangan masjid yang menawan.

Tugas pun akhirnya diberikan kepada Arthur Benison Hubback, seorang arsitek pemerintahan, yang dipercayakan untuk menggarap desain Masjid Ubudiah ini.

Awalnya, Hubback ini diminta untuk mendesain bangunan stasiun kereta di Ipoh dan Kuala Lumpur. Sedangkan, untuk penanggung jawab pembangunan diserahkan oleh Caulfied, seorang insinyur di Kerajaan Perak.

Kemudian, pengerjaan masjid ini dimulai pada September 1913. Namun, dalam pembangunannya tertunda karena adanya perkelahian dua gajah milik kerajaan. Amuk gajah itu membuat marmer yang didatangkan dari Italia mengalami rusak.

Masjid ini akhirnya tuntas dikerjakan pada 1917 atau setahun setelah Sultan Idris wafat. Kala itu, biaya pembangunan masjid ini mencapai 189 ribu dolar Malaysia.

Pada 1993, masjid ini sempat mengalami perombakan untuk menambah kapasitas jamaah. Proyek ini dikerjakan oleh Departemen Pekerjaan Umum negara setempat. Renovasi tersebut dilakukan dengan melebarkan bagian sayap masjid dan pembuatan ruang bagi staf masjid.

Selama dua tahun renovasi dilakukan dengan menghabiskan dana sebesar 2,9 juta ringgit. Hasil dari renovasi tersebut membuat masjid mampu menampung hingga 2.300 jamaah untuk satu kali ibadah.

Renovasi berikutnya dilakukan lagi pada 2002. Salah satu bagian yang dibangun adalah sebuah halaman beton yang diletakkan di sekitar masjid. Dalam renovasi ini dilakukan secara cermat agar tidak merusak keagungan dan keunikan dari gaya arsitektur Moor.

Renovasi ini rampung pada 19 April 2003 atau bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-75 Sultan Azlan Shah yang menjadi penguasa Perak ke-34.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement