Rabu 07 May 2014 10:22 WIB

Terpengaruh Aksi Twitter dan AIG, Wall Street Melemah

Wall Street
Foto: AP/ Louis Lanzano
Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street melemah pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena aksi jual pada saham Twitter menghidupkan kembali kekhawatiran tentang sektor teknologi dan laba mengecewakan dari perusahaan asuransi AIG memukul saham keuangan.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 129,53 poin (0,78 persen) menjadi 16.401,02.

Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 16,94 poin (0,90 persen) menjadi ditutup pada 1.867,72, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq kehilangan 57,30 poin (1,38 persen) pada 4.080,76.

Twitter anjlok 17,8 persen setelah periode "lockup" (periode larangan menjual saham) untuk pemegang saham awal berakhir, memungkinkan mereka untuk menjual saham mereka untuk pertama kalinya sejak penawaran umum perdana perusahaan pada November.

Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Rockwell Global Capital, mengatakan penurunan laba 27,1 persen pada AIG memicu penjualan di saham Bank of America yang jatuh 2,3 persen, JPMorgan Chase turun 1,6 persen dan bank-bank lainnya. Saham AIG turun 4,1 persen.

"Itu salah satu dari hari-hari ketika pasar ingin fokus pada beberapa hal negatif daripada positif, negatif menjadi beberapa berita perusahaan," kata Cardillo.

Anggota Dow, Merck, mengumumkan penjualan bisnis obat tanpa resep kepada Bayer Jerman senilai 14,2 miliar dolar AS. Transaksi ini meliputi merek terkemuka seperti obat alergi Claritin dan pelindung dari panas matahari Coppertone.

Merck mengumumkan penjualan pada hari investor menarik tinjauan yang beragam. Sementara Credit Suisse memuji transaksi Bayer, pihaknya menyoroti kekhawatiran tentang saluran obat baru perusahaan dan memberikan "prioritas rendah" kepada pengembalian pemegang saham. Saham Merck turun 2,6 persen.

Raksasa farmasi Pfizer, juga di Dow, kehilangan 1,8 persen karena AstraZeneca menguraikan targetnya untuk pertumbuhan pendapatan jangka panjang ketika ia meningkatkan alasannya untuk menentang tawaran pengambilalihan Pfizer. Saham AstraZeneca yang diperdagangkan di AS kehilangan 0,9 persen.

Pemerintah Prancis mengatakan pihaknya menentang akuisisi General Electric atas bisnis energi Alstom dalam bentuk kesepakatan sekarang dan pihaknya ingin kesepakatan dikonfigurasi ulang menjadi "kemitraan yang seimbang" antara perusahaan. Saham GE turun 1,5 persen.

Sementara Office Depot melonjak 15,8 persen lebih tinggi karena membukukan laba tujuh sen per saham, empat sen lebih baik dari perkiraan para analis.

Perusahaan ini juga mengumumkan penutupan setidaknya 400 toko pada akhir 2016 karena rekonfigurasi aset-aset menyusul langkah akuisisinya atas OfficeMax.

Saham-saham AS mempercepat kerugiannya setelah dibuka sedikit lebih rendah pada Selasa, karena investor mencari alasan untuk melakukan aksi ambil untung setelah indeks saham utama hampir mendekati rekor tertinggi.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,60 persen dari 2,61 persen pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,38 persen dari 3,41 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement