REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah
Data sejarah dakwah di Bangladesh belum sepenuhnya terungkap.
Agama, bagi warga Bangladesh, adalah kebutuhan asasi yang tak terelakkan. Sebuah survei pada 2003 menyatakan, agama adalah pilihan pertama yang dijadikan sebagai acuan mengidentifikasi diri warga. Islam ialah agama mayoritas di Bangladesh.
Jumlahnya mencapai 88,3 persen dari total populasi yang mencapai kurang lebih 160 juta jiwa. Angka ini menempatkan negara penganut demokrasi parlementer ini sebagai negara keempat dengan populasi Muslim terbesar di dunia, setelah Indonesia, Pakistan, dan India.
Terdapat komunitas kecil Syiah dan Ahmadiyah di negara yang dikelilingi India ini. Islam telah bercokol lama di Bangladesh.
Sebuah data menyebutkan, Islam pertama kali diperkenalkan di negara dengan ibu kota Dhaka ini pada masa Khalifah Rashidun pada abad kedelapan.
Umumnya, Islam dibawa ulama dan pedagang Arab dan Persia serta melalui penaklukan. Ada tiga teori penyebaran Islam di negara yang bermakna harfiah Negara Bangla ini.
Tetapi, yang jelas Islam tidak datang dengan bantuan pedang. Orang-orang Bangladesh memeluk Islam melalui cinta dan pemahaman yang mendalam.
Pertama, melalui Pelabuhan Chittagong. Chittagong adalah salah satu pelabuhan utama untuk memasuki wilayah timur, termasuk Cina, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Para pedagang Arab menggunakan pelabuhan ini sejak masa pra-Islam dan terus menggunakannya setelah mereka memeluk Islam. Sambil berbisnis mereka juga berdakwah.
Kedua, Raja Cherumol Perumol dari kerajaan pesisir Malabar Tamilnadu memeluk Islam saat Nabi Muhammad SAW masih hidup. Daerah itu berubah menjadi pusat dakwah Islam. Banyak pengkhotbah yang datang ke Bangladesh berasal dari wilayah itu.
Terakhir, setelah penaklukan Sindh oleh Muhammad Bin Kashem, banyak pendakwah yang berasal dari Saudi, Iran, Irak, Turki menjejakkan kaki mereka untuk menyebarkan Islam.