REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia, Tbk akan menaikan harga jualnya sebesar 3-4 persen. Hal itu disebabkan oleh kenaikan tarif dasar listrik (TDL), pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan upah buruh.
Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan, hal tersebut menekan perusahaan. "Dengan asumsi kenaikan cost tadi kalau tidak ada kenaikan harga, kinerja akan tergerus," ujar Dwi, Rabu (7/5).
Menurutnya, realisasi harga tergantung kondisi di lapangan. Karena harga semen berbeda-beda di setiap daerah. Sebagai contoh, harga semen di Jawa Barat berkisar Rp 50 ribu-Rp 59 ribu. Dengan kenaikan sebesar empat persen, harga semen menjadi sekitar Rp 52 ribu-Rp 61 ribu.
Selain dengan menaikan harga, Semen Indonesia juga mengurangi tekanan biaya dengan efisiensi. Salah satu grup Semen Indonesia, Semen Tonasa, sekitar 90 persen pasokan listriknya menggunakan pembangkit listrik sendiri. "Dengan kenaikan tadi harus diimbangi dengan efisiensi," ujarnya.