Rabu 07 May 2014 13:21 WIB

Mempersiapkan Fasilitas di Tanah Suci (2-habis)

pemondokan haji di Sektor I wilayah Mahbas Jin Daerah Kerja Makkah
Foto: Heri Ruslan/Republika
pemondokan haji di Sektor I wilayah Mahbas Jin Daerah Kerja Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah/Yeyen Rostiyani

Dibutuhkan hingga 21 pesawat untuk mengangkut jamaah haji.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menambahkan, saat ini setidaknya empat perusahaan yang mendaftar sebagai angkutan Salawat.

Dan informasi terbaru, ada dua perusahaan yang telah memenuhi syarat dan pernah melayani transportasi haji.

‘’Bus Salawat kami siapkan selama 24 jam dan akan ada 32 halte pemberhentian yang melayani jamaah. Untuk jumlahnya kami belum bisa pastikan," ujar Sri. Sedangkan, fasilitas bus antarkota semuanya dikelola Pemerintah Arab Saudi.

Untuk penerbangan haji tahun ini, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Cepi Supriatna mengatakan proses tender maskapai haji telah dilakukan. Ada dua maskapai haji yang memenuhi syarat untuk melayani penerbangan haji tahun ini.

Menurut dia, dua maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia dan Saudi Airlines. "Pada saat tender, ada lima maskapai yang mendaftar, namun hanya dua yang lolos," ungkapnya. Selain Garuda dan Saudi Arabian Airlines adalah Air Asia, Trigana, dan Merpati.

Hanya dua yang memang memenuhi syarat. Dalam waktu dekat, pemerintah memutuskan pemenang tendernya.

Pada musim haji 2014, paling tidak Garuda Indonesia akan mempersiapkan 11 hingga 12 pesawat dan Saudi Arabian Airlines sembilan pesawat.

Terkait penyediaan katering bagi jamaah, Anggito Abimanyu mengatakan pihaknya kini sedang mengirim tim ke Arab Saudi.

Tim ini bertugas menyeleksi perusahaan katering yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.

Beberapa perusahaan telah mendaftarkan diri untuk penyediaan katering jamaah saat di Madinah maupun di Arafah serta Mina. ‘’Tim sedang memroses administrasi perusahaan katering dan meninjau dapur-dapur mereka,’’ katanya.

Bila sesuai dengan standar yang ada, tim tersebut akan meloloskan perusahaan katering itu. Kelak, distribusi makanan di Arafah serta Mina menggunakan kemasan boks. Setiap waktu makan, penutup kemasan boks berbeda.

Tak hanya itu, pada kemasan tersebut tercantum pula jam serta tanggal kedaluwarsa makanan. Cara ini untuk menghindarkan jamaah mengonsumsi makanan yang sudah tak layak makan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement