REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Monica Lewinsky, mantan pekerja magang di Gedung Putih yang skandalnya dengan Presiden Bill Clinton mengarah pada usul pemecatannya, mengungkap kisahnya dalam majalah Vanity Fair edisi Juni.
Mantan pegawai magang itu mengatakan ia sangat menyesali skandal itu. Mengacu pada Clinton sebagai "bos"-nya, Lewinsky mengatakan bahwa ia "menarik keuntungan darinya," tapi bahwa semua "perlakuan buruk" terjadi setelah skandal itu, ketika ia mengatakan "dijadikan kambing hitam untuk melindungi posisinya yang kuat."
Dewan Perwakilan Rakyat memecat Clinton karena berbohong di bawah sumpah mengenai hubungannya dengan Lewinsky, tapi Senat menggugurkan semua tuduhan. Sejak saat itu, politisi Partai Demokrat itu tetap menjadi tokoh yang populer.
Berkat laman berita dan gosip Drudge Report, ia mengatakan dirinya "mungkin orang pertama dengan cemoohan global yang didorong Internet," dan bahwa ia sekarang memiliki tujuan untuk terlibat dalam "upaya-upaya atas nama korban penghinaan dan pelecehan daring."
Lewinsky mengatakan ia memutuskan untuk terbuka sekarang untuk "mengambil alih" kisahnya dan "memberi tujuan" pada masa lalunya. Keputusannya datang seiring niat istri Bill, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2016.