Kamis 08 May 2014 22:33 WIB

Gejala Kanker Ovarium Sering Disepelekan Dokter

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sejumlah pakar mengingatkan agar petugas medis dan warga lebih mewaspadai gejala penyakit kanker ovarium. Pasalnya para dokter umum kerap menyepelekan dan menganggap penyakit ini sebagai konstipasi atau mulas biasa. Pada kenyataannya, justru penyakit ini cukup mematikan.

Ahli kanker kandungan, Dr. Robyn Sayer dari Rumah Sakit Royal Women di Sydney mengatakan dirinya prihatin dengan kecenderungan dokter umum yang kerap melewatkan gejala kanker usus sebagai gangguan perut biasa padahal itu bisa jadi adalah gejala kanker yang mematikan.

Gejala kanker ovarium dapat mencakup kembung, asam lambung, perasaan sebah dan sering buang air kecil dan sembelit.

 

"Gejala penyakit ini sifatnya memang sangat umum tetapi sangat penting dokter umum untuk lebih sering menganggapnya sebagai gejala serius yang mencurigakan dari kanker ovarium atau prognosis,” kata  Dr Sayer, baru-baru ini.

"Banyak orang ketika diberitahu dokter bahwa kondisi mereka baik-baik saja,  mereka cenderung merasa tidak perlu lagi pergi memeriksakan kesehatannya ke dokter," katanya.

 

Karena kondisi inilah dia mendorong perempuan untuk lebih waspada ketika mengalami gejala potensial tersebut.

 

Setiap tahunnya, ada sekitar 1.500 wanita di Australia yang didiagnosis menderita kanker ovarium dan sekitar 900 diantaranya meninggal dunia.

Oleh karena itu deteksi awal menjadi sangat penting untuk menyelamatkan nyawa penderitanya.

"Jika kita bisa mengetahui kasus ini pada tahap dimana si penderita belum mengalami kekurangan gizi karena sel kankernya belum menyebar, kita punya lebih banyak pilihan tindakan yang tersedia untuk menolong pasien,” kata Dr Sayer.

 

Kekhawatirannya ini telah didukung oleh lembaga Kanker Ovarium Australia, yang mengatakan sikap sepele terhadap gejala kanker ovarium yg sangat umum ini sudah menjadi isu yang jelas antara pasien.

"Kita tahu banyak wanita yang baru diberitahu kalau mereka menderita kanker ovarium setelah berkali-kali bahkan bertahun-tahun dan telah meminta pendapat dari sejumlah dokter,” kepala eksekutif Alison Amos.

 

Dokter mengatakan gejala dari kanker yang umum, membuat penyakit ini sulit didiagnosis dan karenanya tes skrining jadi lebih baik digunakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement