Kamis 08 May 2014 06:00 WIB

Kisah Monica Lewinsky (2- Habis): Sempat Depresi

Rep: c66/ Red: Bilal Ramadhan
Monica Lewinsky dan Bill Clinton di Gedung Putih.
Foto: AP
Monica Lewinsky dan Bill Clinton di Gedung Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, Monica Lewinsky, tentu orang yang pernah hidup di masa 1990-an pasti mengenal atau pernah mendengar namanya. Lewinsky merupakan perempuan yang pernah terlibat aktivitas seksual dengan Bill Clinton, yang saat itu masih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), di Gedung Putih.

Kini Lewinsky mengungkapkan awal perkenalannya dengan Clinton dan juga kisah tentang 'gaun biru', gaun yang menjadi barang bukti aktivitas seksual itu. Ia mengatakan, usai terungkapnya kejadian itu, ia menutup diri dari dunia luar terutama media-media yang selalu menyudutkan dirinya.

Ia ingin mengungkapkan kebenaran yang ada. Ia memilih untuk berbicara kepada publik melalui media-media yang selalu menuliskan jika dirinya adalah perusak rumah tangga orang lain. Bahkan, sempat ada tulisan di media yang sangat menghujat dirinya dengan menulis 'Lewinsky seharusnya dibayar oleh Clinton.'

Lewinsky bertekad untuk membuat akhir yang berbeda pada ceritanya. ia ingin mengubur sedalam-dalamnya masa lalunya dan dengan mengungkap kebenaran apa adanya ia berharap dapat melanjutkan kehidupan yang normal seperti orang lainnya.

"Saya ingin meneruskan hidup saya seperti kebanyakan orang lainnya, setiap orang punya masa lalu dan masa depan, dan saya juga ingin seperti itu," ujar Lewinsky seperti yang dilansir dari VF daily.

Lewinsky juga mengakui dirinya membuka diri kepada publik karena prihatin dengan peristiwa yang menimpa Tyler Clementi, mahasiswa di Amerika yang tewas bunuh diri akibat mengalami penindasan. Tyler dituduh sebagai gay dan dihujat oleh teman-temannya.

Lewinsky, yang sempat mengalami depresi berat setelah penghujatan media yang dilakukan padanya pasca skandal dirinya dan Clinton terbuka tidak ingin hal seperti itu terjadi. Ia juga menanggapi pemberitaan dirinya yang dituduh sebagai orang gila popularitas, dimana pada hal tersebut sempat ditulis di media yang mengutip pembicaraan antara Hillary Clintonn dan teman dekatnya, Diane Blair. Ia menepis tuduhan jika ia adalah orang yang gila popularitas.

"Saya akui saya orang yang bodoh terlibat skandal ini namun saya bukan gila terlebih pada popularitas," ujar Lewinsky.

Setelah terbukanya skandal antara Lewinsky dan Clinton pada tahun 1998, dan mengalami depresi berat karena pandangan buruk publik terhadapnya, Lewinsky tetap mencpba untuk bertahan hidup. Ia mengungkapkan pada tahun 1999 bekerja sebagai seorang desainer tas dan pada tahun 2002, ia menjadi pembawa acara dalam sebuah program reality show percintaan.

Pada 2005, Lewinsky pindah ke London untuk melanjutkan sekolah ke program magister di bidang psikologi sosial. Sejak saat itu, sorotan media terhadap dirinya mulai berkurang. Lewinsky mengaku menyesali perbuatannya di masa lalu dengan skandal antara dirinya dan Clinton. Namun, pengakuan pertama kalinya ke publik ini harapkan dapat dengan segera membuka lembaran kehidupan baru dirinya untuk masa yang akan datang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement