REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Penanganan kasus kekerasan seksual yang dilakukan Emon di Jawa Barat dinilai lebih cepat dibandingkan kasus kekerasan yang terjadi di Jakarta International School (JIS). Meski jenis kasusnya sama, tetapi dalam waktu singkat kasus Emon relatif lebih cepat terungkap secara menyeluruh dan mendalam.
Menurut pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, ada satu hal mendasar yang menyebabkan hal itu terjadi. Dalam kasus JIS, kata dia, ada indikasi JIS secara kelembagaan juga terlibat karena diduga melakukan pembiaran. Selain itu juga melibatkan kedutaan besar yang bersangkutan karena JIS merupakan sekolah yang dikelola oleh pihak asing, sehingga lebih kompleks.
Hal tersebut berbeda dengan kasus Emon yang merupakan kejahatan personal tanpa ada embel-embel kelembagaan. Dan hanya melibatkan masyarakat kecil yang mudah dijangkau dan "Ada perbedaan mendasar yakni obyek pemeriksaannya itu," katanya saat dihubungi, Kamis (8/5).
Meski demikian, Bambang mendorong agar kasus JIS ini secepatnya dibongkar secara menyeluruh dan cepat. Polisi juga diharap tidak membeda-bedakan antara kasus yang satu dengan lainnya. Karena semua harus sama di mata hukum. "Hati-hati boleh. Tapi jangan menghilangkan keberanian untuk bertindak cepat dan jangan menjadi lambat," ujar dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian ini.
Seperti diketahui, sejak dilaporkan oleh salah satu orang tua korban pada 24 Maret lalu, Polda Metro Jaya belum mampu mengungkap korban lain yang ada di sana. Padahal, dari pengakuan tersangka, ada pelajar lain di TK JIS yang menjadi korban mereka.