Kamis 08 May 2014 13:47 WIB

Polisi Dinilai Lambat Tangani Kasus JIS

Rep: C30/ Red: Yudha Manggala P Putra
Suasana di depan Jakarta International School (JIS) Jalan Terogong, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (22/4). (foto: Raisan Al Farisi)
Suasana di depan Jakarta International School (JIS) Jalan Terogong, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (22/4). (foto: Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Polda Metro Jaya dinilai lambat dalam menangani kasus kekerasan seksual yang terjadi di Jakarta International School (JIS). Pasca ditetapkannya enam tersangka, belum ada perkembangan yang signifikan dalam proses penyidikan dalam kasus ini.

"Saya melihat demikian (lambat). Padahal pengakuan dari tersangka adanya korban lain sudah jelas," kata pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar saat dihubungi, Kamis (8/5).

Selain itu, kata dia, indikasi pembiaran oleh pihak sekolah sudah sangat kuat. Menurutnya, pihak sekolah tidak mungkin tidak tahu dengan apa yang terjadi di dalam lingkungan sekolahnya. Apalagi, lanjutnya, pernah ada orang tua murid yang melaporkan kekerasan seksual yang terjadi pada anaknya tetapi tidak digubris oleh pihak sekolah.

"Kalau dia (pihak sekolah) mengetahui kemudian membiarkan itu sudah salah," ujar dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian ini.

Kata Bambang, kasus JIS tidak hanya menyangkut masalah personal pelaku kekerasan seksual dengan korbannya. Tapi lebih dari itu juga melibatkan secara kelembagaan besar. Apalagi, kata dia, JIS merupakan sekolah bereputasi internasional yang dikelola oleh pihak asing.

Namun, kata dia, polisi tak boleh segan dan membeda-bedakan dalam penanganan kasus. Kasus JIS sepenuhnya mutlak menjadi kewenangan aparat hukum di Indonesia. Tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun apalagi aparat hukum negara lain.

Seperti diketahui, sejak dilaporkan oleh salah satu orang tua korban pada 24 Maret lalu, Polda Metro Jaya belum mampu mengungkap korban lain yang ada di sana. Padahal, dari pengakuan tersangka, ada pelajar lain di TK JIS yang menjadi korban mereka.

Pemeriksaan sebanyak dua kali yang dilakukan terhadap Kepala Sekolah JIS, Timothy Carr juga tak menghasilkan perkembangan signifikan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement