REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara (Sulut) Hasudungan Siregar mengatakan Sulut mengekspor 12,5 ton tepung kelapa ke Estonia.
"Estonia masuk kategori pasar non tradisional karena merupakan pasar baru dengan ekspor 12,5 ton ke negara itu mampu mendatangkan devisa 30.150 dolar AS," kata Hasudungan di Manado, Kamis (8/5).
Meski Estonia merupakan pasar baru tetapi melihat potensi pasar negara tersebut maka pelaku usaha daerah ini perlu mengoptimalkan peluang ini.
Dengan mengoptimalkan pasar ke Estonia akan mendukung program memperluas pasar ekspor yang jadi target pemerintah. "Selama ini angka ekspor Sulut bisa dikatakan cukup baik, hanya saja negara tujuannya masih sedikit. Perlu diperluas supaya tidak ada ketergantungan misalnya bila terjadi gejolak di negara tujuan ekspor, bisa dialihkan ke negara lain, sehingga industri akan tetap jalan," kata Hasudungan.
Ia berharap, ke depan bisa dikembangkan komoditi ekspor dengan kandungan lokal lebih tinggi. Selain itu, barang-barang yang sudah diolah di Indonesia, bukan mengekspor bahan mentah, karena hal ini akan memberikan nilai tambah.
Banyak sekali negara-negara di Eropa dan Afrika serta Timur Tengah perlu digarap menjadi tujuan ekspor Sulut.
Republik Estonia (bahasa Estonia: Eesti Vabariik), adalah sebuah negara berdaulat di kawasan Baltik di Eropa Utara.
Estonia berbatasan dengan Teluk Finlandia di Utara, dengan Laut Baltik di Barat, dengan Latvia dan Teluk Riga di Selatan (343 km), dan Danau Peipus (Peipsi) dan Rusia di Timur (338,6 km). Di seberang barat Laut Baltik terletak Swedia, sedangkan di utaranya terdapat Finlandia, katanya.