Kamis 08 May 2014 17:16 WIB

Antisipasi Gas Beracun, Pendakian di Gunung Ijen Ditutup Sementara

Gunung Ijen mengeluarkan asap terlihat dari Desa Kalisat, Sempol, Bondowoso, Jawa Timur.
Foto: Antara/Seno S
Gunung Ijen mengeluarkan asap terlihat dari Desa Kalisat, Sempol, Bondowoso, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Aktivitas pendakian pada malam hari di Kawah Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 2.386 meter dari permukaan laut (mdpl) ditutup sementara karena aktivitas gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi tersebut menunjukkan peningkatan.

"Larangan untuk melakukan pendakian pada malam hari diberlakukan sejak Selasa (6/5) hingga batas waktu yang tidak ditentukan dan kami akan melakukan pemantauan terus terhadap perkembangan aktivitas gunung yang memiliki kawah eksotik itu," kata Staf Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jawa Timur di Kabupaten Jember, Deny Margiono, Kamis.

Menurut dia, penutupan sementara untuk pendakian pada malam hari dikarenakan adanya bualan (gelembung) di sejumlah titik air kawah yang dikhawatirkan akan menyebabkan gas beracun pada malam hari dan pergerakan asap tidak terlihat pada malam hari.

"Apabila hujan turun pada malam hari, maka gelembung di sejumlah titik air kawah sulit terpendar dan hal itu menyebabkan timbulnya gas beracun yang sangat berbahaya bagi para pendaki," tuturnya.

Kendati demikian, lanjut dia, BKSDA tetap memperbolehkan para pendaki untuk melakukan pendakian pada pagi dan siang hari dengan radius aman 1 kilometer dari puncak Gunung Ijen sesuai dengan status Gunung Ijen pada Level II (Waspada).

"Kami selalu mendapat informasi perkembangan terbaru aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 2.386 mdpl dari petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen di Banyuwangi dan pengawas penambang belerang, sehingga BKSDA bisa memberikan peringatan kepada wisatawan, apabila ada peningkatan aktivitas Gunung Ijen," paparnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement