REPUBLIKA.CO.ID, Akan tetapi, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama hadis ketika menempatkan Kitab Hadis yang Enam dalam jajaran Kutub as-Sittah.
Sebagian ulama hadis menyatakan, Kitab Hadis yang Enam itu adalah Sunan Ibn Hibban yang disusun oleh Ibnu Hibban al-Busti. Sebagian lainnya menempatkan al-Muwatta' karya Imam Malik sebagai Kitab Hadis yang Enam.
Kegiatan penyusunan dan pembukuan hadis ini terus berlanjut sampai abad ke-4 dan ke-5 H walaupun pemerintahan Islam sering berganti dari suatu dinasti Islam kepada dinasti Islam lain dan ibu kota negara sering berpindah dari satu kota ke kota lainnya.
Para ulama hadis pada abad ke-4 dan ke-5 H masih berlomba menghimpun dan membukukan hadis melalui berbagai cara yang dianggapnya tepat.
Karena, mereka menganggap keberadaan Kutub as-Sittah belum dapat meliput segala hadis Nabi SAW, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun kelengkapan sanad dan matannya (teks hadis).
Di antara ulama hadis pada abad ini, ada yang mengikuti sistematika yang digunakan ulama pada abad sebelumnya, seperti penyusun kitab Kutub as-Sittah.
Ada pula ulama yang melakukan kritik terhadap hadis yang dihimpun ulama sebelumnya, baik kritik matan maupun sanad. Selanjutnya, pada zaman modern sekarang ini, banyak pula telaah terhadap kitab hadis dan ilmunya, baik di Timur maupun di Barat.