REPUBLIKA.CO.ID, HOMS -- Pasukan pemerintah Suriah telah mengambil alih kota Homs menyusul evakuasi pasukan pemberontak. Dilansir dari BBC, stasiun televisi negara mengatakan bahwa kota tersebut benar-benar telah bersih dari kelompok teroris bersenjata, namun kemudian pejabat setempat menyebutkan evakuasi belum benar-benar selesai.
Sebelumnya, Gubernur Homs Talal al-Barazi mengatakan lebih dari 1.500 pasukan pemberontak dan keluarganya telah meninggalkan wilayah tersebut sejak Rabu. Evakuasi tersebut menandai tiga tahun perlawanan di Homs.
Pasukan pemerintah pun mengendalikan pusat Homs pada Kamis kemarin. Para pasukan pemberontak dievakuasi menggunakan bus dan dibawa ke wilayah yang diduduki oleh para pemberontak di utara. “Old Homs benar-benar bersih dari kel0mpok teroris bersenjata,” kata sebuah stasiun televisi negara.
Meskipun begitu, pejabat Suriah mengatakan sebanyak 280 pasukan pemberontak masih dievakuasi dari kota tersebut hingga Jumat. Sebuah stasiun televisi milik Hezbullah, al-Manar menayangkan gambar kelompok pemberontak yang diperiksa oleh pasukan keamanan dan menaiki sejumlah bis. Pada Rabu lalu, evakuasi terhadap 980 orang pun juga dilakukan.
Sebelumnya, Barazi dan pejabat PBB juga mengatakan bahwa evakuasi tersebut belum sepenuhnya selesai. Barazi menyebutkan Homs akan dinyatakan sebagai kota yang aman setelah evakuasi di bawah pengawasan PBB ini telah selesai dilakukan. Sehingga, pembangunan kembali kota tersebut dapat segera dimulai.
Para pasukan pemberontak diperbolehkan meninggalkan kawasan tersebut dengan senjata dan barang-barang miliknya dan berjanji akan melanjutkan perlawanannya serta akan kembali lagi. Koordinator PBB untuk warga Suriah, Yacoub El Hillo, berharap Homs akan segera aman dari segala tindakan kekerasan.
Lanjutnya, ia berharap agar warga yang mengungsi dapat kembali ke rumahnya. Meskipun begitu, ia memperingatkan adanya kekerasan lagi di wilayah tersebut karena masih banyak artileri militer yang tidak meledak, termasuk ranjau darat dan jebakan-jebakan yang dipasang. “Kota tersebut benar-benar dihancurkan dan sekarang tak berpenghuni,” kata Hillo. Menurutnya, untuk membangun kembali infrastuktur di wilayah itu pun masih perlu diperlukan upaya yang keras.
Penarikan pasukan pemberontak ini merupakan bagian dari kesepakatan antara pemerintah dan pemberontak Suriah. Sebaliknya, oposisi Suriah pun juga akan membebaskan 70 tawanannya di Aleppo dan Latakia. Selain itu, pemberontak juga akan membebaskan dua wilayah Syiah yang dikepung, yakni Nubul dan Zahraa, yang loyal terhadap Presiden Assad.
Menurut Barazi, para tahanan yang dibebaskan oleh pemberontak merupakan warga Suriah, kecuali seorang wanita Iran yang menikah dengan pria Suriah. Upaya untuk memastikan pembebasan para tahanan itu pun tengah berlanjut. Kesepakatan ini menyusul negosiasi antara pejabat keamanan dan wakil pemberontak yang dimediasi oleh duta besar Iran untuk Suriah.