REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Anggota komisi kesehatan DPR, Rini Rahmadhani mengingatkan agar jamaah haji/umrah Indonesia mewaspadai ancaman Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV). Meskipun belum ditemukan kasus MERS-CoV di Indonesia, namun mengingat jumlah populasi umat Muslim terbesar di dunia, merupakan ancaman serius terjangkit virus yang mulai berjangkit di Arab Saudi dan menyebar ke Eropa.
Bahkan kini virus ini mulai menyebar ke negara lain.''Bagaimana tidak potensial pada musim haji September 2014 sekitar 200 ribu orang melakukan ibadah haji ke Makkah dan 750 ribu lebih melakukan ibadah umrah. Ini ditambah lagi lebih dari satu juga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berangkat setiap tahun ke Arab Saudi. Jadi ketiga kelompok tersebut (jamaah Haji, jamaah Umrah dan TKI) dapat terinfeksi MERS-CoV dan dapat menyebarkannya di Indonesia, “ ujar Rini di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (8/5).
Rini yang juga berprofesi sebagai dokter lebih lanjut meminta agar masyarakat Indonesia dan khususnya para jamaah haji/umrah diimbau untuk berperilaku hidup bersih sehat (PHBS) untuk mencegah tertular virus tersebut. Hal sederhana bisa dilakukan, yang paling utamanya rajin mencuci tangan pakai sabun, makan bergizi, cukup istirahat dan lain-lain. Pencegahan penularan infeksi saluran nafas, antara lain bila batuk mulut ditutup dan gunakan masker.
“Kepekaan terhadap kemungkinan sakit infeksi saluran napas, artinya jangan abaikan keluhan batuk, demam dan lainnya. Bila ada kecurigaan terhadap MERS-CoV dengan tanda-tanda seperti di atas maka harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan memadai, dan hindari kemungkinan penularan, “ ujar Rini.
Rini menegaskan, selain itu para jamaah haji/umrah dan TKI juga mesti mengikuti perkembangan informasi yang benar tentang MERS-CoV di Arab Saudi. Mereka juga jangan ragu untuk bertanya dengan petugas kesehatan Indonesia. Apabila jamaah maupun TKI mengidap penyakit kronis (contoh: diabetes, jantung kronis, gangguan ginjal), segera melakuan chek up medis sebelum keberangkatan dan gunakan obat-obat rutin secara teratur.
“Apabila dalam kurun waktu 14 hari sekembalinya ke Tanah Air terserang batuk, demam, sesak napas dan sebagainya dan dalam 1-2 hari kondisi tubuh semakin menurun, segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan, “ katanya.
Politisi Partai Golkar itu menyatakan masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arab dan sekitarnya. Ini karena World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-CoV.
Dijelaskan Rini, MERS-CoV adalah suatu strain baru virus Corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya. Berdasarkan laporan WHO, sejak September 2012 sampai September 2013, telah ditemukan 130 kasus konfirmasi MERS-CoV dengan 58 kematian (CFR : 44,6 persen).
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan telah melakukan pencegahan penularan MERS-CoV. Sejak Februari 2013, Dirjen P2PL sudah membuat surat edaran kepada Dinas Kesehatan Propinsi dengan tembusan ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) dan RS Vertikal seluruh Indonesia No. HK.03.03/D/II.1/633/2013 tanggal 19 Februari 2013 dan tentang kewaspadaan virus corona baru (Novel Corona Virus) dan No. HK.03.03/D/II.1/1027/2013 tanggal 3 Mei 2013 tentang peningkatan kewaspadaan Novel Corona Virus (nCoV), termasuk melampirkan informasi-informasi terbaru penyakit ini.