REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Aksi unjuk rasa anti-pemerintah Thailand ,yang mendemo keputusan Mahkamah Konstitusi terkait dicopotnya Perdana Menteri Yingluck Shinawatra berlangsung ricuh.
Kantor berita Associated Press menginformasikan, sedikitnya lima orang terluka saat polisi menembakan gas air mata dan meriam air, di Centre for the Administration of Peace and Order (CAPO).Hal itu dilakukan karena para demonstran mencoba masuk dan merusak pembatas kawat berduri yang dipasang polisi di depan gedung tersebut.
Setelah insiden itu terjadi, para demonstran langsung menduduki stasiun televisi. Mereka ingin stasiun televisi menyiarkan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap mereka. Seperti dikutip //BBC//,Jumat (9/5).
"Kami akan berbaris di stasiun televisi. Kami berharap televisi menyiarkan tindakan polisi yang menyakiti anggota demonstrannya," kata pemimpin demonstran Suthep Thaugsuban.
Para demonstran itu memprotes keputusan pengadilan setempat yang hanya mencopot Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Menurut para demonstran keputusan yang diberikan oleh pihak pengadilan tidak cukup. Mereka meminta Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan seluruh orang di jajaran pemerintahan saat Yingluck menjabat.
" Kami akan mendapatkan kembali kekuasaan berdaulat dan mendirikan pemerintahan rakyat dan dewan legislatif rakyat , " kata Suthep saat dia memimpin demo.