Sabtu 10 May 2014 03:45 WIB

Pasukan Keamanan Nigeria Dianggap Abaikan Penculikan Boko Haram

Rep: c66/ Red: Bilal Ramadhan
Tekanan internasional untuk menyelamatkan 300 gadis yang diculik oleh kelompok ekstrim Boko Haram
Foto: VOA
Tekanan internasional untuk menyelamatkan 300 gadis yang diculik oleh kelompok ekstrim Boko Haram

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA-- Pasukan militer Nigeria dianggap bersalah karena telah lalai dalam menangani penculikan yang dilakukan terhadap siswi-siswi di negaranya. Pengabaian terhadap ancaman kelompok militan Boko Haram diduga dilakukan oleh pasukan militer yang mengakibatkan penculikan lebih dari 200 siswi di Nigeria pada 14 April lalu.

Amnesti Internasional mengatakan jika pasukan keamanan Nigeria dianggap telah gagal dalam mengambil tindakan awal pada kasus penculikan siswi-siswi pada sebuah asrama sekolah di wilayah Chibok. Pasukan militer yang telah mendapat peringatan terlebih dulu jika kelompok militan Boko Haram akan melakukan penyerangan bersenjata pada sebuah asrama di Chibok gagal mencegah hal tersebut.

Markas militer Nigeria di wilayah Maiduguri diduga telah memperkirakan jika serangan kelompok militan Boko Haram pada 14 Aprli lalu, akan berlangsung setelah pukul 19.00 waktu setempat. Kelompok militer di markas tersebut menyadari hal ini hampir empat jam sebelum kelompok militan Boko Haram memulai penyerangan dan penculikan di asrama sekolah Chibok.

"Faktanya adalah pasukan keamanan Nigeria telah mengetahui ancaman penyerangan dan dapat memperkirakan kapan hal itu berlangsung, namun mereka gagal melakukan pencegahan, ini sangat buruk," ujar Netsanet Belay, direktur Amnesti Internasional untuk penelitian dan advokasi di Afrika pada Jumat (9/5).

Kelompok militer diduga tidak dapat mengumpulkan jumlah pasukan yang dibutuhkan untuk menangani serangan kelompok militan Boko Haram. Mereka dikatakan tidak mampu mengumpulkan pasukan karena memiliki sumber daya manusia yang buruk. Banyak anggota militer yang takut untuk menangani penyerangan yang dilakukan kelompok militan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement