Sabtu 10 May 2014 11:25 WIB

Jumlah Kasus Gigitan Anjing di Bali Meningkat Drastis

Petugas Dinas Peternakan memasangkan kalung penanda vaksin rabies pada seekor anjing saat Pencanangan Vaksin Rabies Tahap IV di Denpasar, Bali.
Foto: Nyoman Budhiana/Antara
Petugas Dinas Peternakan memasangkan kalung penanda vaksin rabies pada seekor anjing saat Pencanangan Vaksin Rabies Tahap IV di Denpasar, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mencatat jumlah kasus gigitan anjing tahun 2013 hingga April 2014 meningkat menjadi 3782 insiden yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Bali. "Rata - rata jumlah kasus gigitan anjing perharinya sebanyak 126 laporan yang berada diseluruh rumah sakit Kabupaten/Kota di Bali," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan (P2PL) dr Gede Wira Sunetra di Denpasar, Sabtu (10/5).

Ia mengatakan dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama rata-rata jumlah kasus gigitan anjing yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan mencapai 3724 insiden yang perharinya mencapai 122 laporan. "Jumlah kasus gigitan anjing pada tahun ini mengalami peningkatan karena bertambahnya populasi anjing di Bali," ujarnya.

Untuk insiden kematian yang diakibatkan kerena gigitan anjing pada bulan Januari hingga April 2014, lanjut dia, belum samapi ada korban yang meninggal dunia. "Saya berharap tidak ada yang kasus kematian dan tergigit anjing ini," ujarnya.

Gede Wira menambahkan bahwa baru ditemukan satu kasus gigitan anjing yang dicurigai positif rabies di Kabupaten Buleleng, Bali. Namun, untuk di wilayah Denpasar dan Kabupaten Badung belum ditemukan kasus serupa.

Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2013 hingga april 2014 per bulan di Kota Denpasar terdapat sebanyak 521 kasus gigitan anjing, Kabupaten Badung (720), Gianyar (562), Buleleng (460), Tabanan (450), Karangasem (359), Bangli (283), Klungkung (216), dan Jembrana (191). "Jumlah kasus gigitan anjing yang paling tinggi terdapat di Kabupaten Badung dengan 720 insiden," ujarnya.

Untuk tanda-tanda anjing yang terindikasi penyakit rabies, lanjut dia, dapat dilihat dari banyaknya pengeluaran air liur yang tampak pada hewan (hipersalivasi) tersebut. "Selain itu biasanya anjing yang tampak pendiam kemudian menjadi sangat agresif, dan takut melihat air juga menjadi tanda anjing tersebut mengidap rabies," ujarnya.

Ia menghimbau apabila ada masyararakat tergigit anjing yang diduga rabies agar secepat mungkin membersihkan lukanya dan segera ke rumah sakit untuk dilakukan pemberian Vaksinasi Anti-Rabies (VAR). "Hal ini dilakukan sebagai uaya mencegah penularan rabies secara cepat ke manusia," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement