REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Satu ledakan bom mencederai setidaknya tujuh orang termasuk seorang anak-anak di kota Peshawar Pakistan barat laut, Sabtu, kata para pejabat.
Ledakan itu terjadi di daerah permukiman Kohate Gate yang padat di tengah kota Peshawar.
"Satu bom yang dikendalikan dari jarak jauh yang diletakkan dekat rumah seorang pedagang lokal meledak mencederai tujuh orang, termasuk seorang wanita dan seorang anak-anak," kata pejabat senior polisi lokal Faisal Mukhtar kepada AFP.
Seorang dokter senior di Rumah Sakit Lady Reading mengonfirmasikan tujuh orang cedera, termasuk seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun, yang dibawa ke rumah sakit itu.
Peshawar, yang menjadi pintu ke daerah-daerah suku Pakistan yang kacau dilanda serangkaian ledakan bom dan serangan-serangan bunuh diri sejak tahun 2007.
Lebih dari 6.800 orang tewas akibat ledakan bom dan serangan senjata api di Pakistan sejak Juli 2007, kata data yang dihimpun AFP.
Dalam satu insiden terpisah, para pria bersenjata Sabtu mencegat truk-truk peti kemas yang mengangkut pasokan-pasokan NATO menuju Afghanistan di satu daerah suku yang kacau dan membakar salah satu dari tiga kendaraan itu, kata para pejabat.
Insiden itu terjadi dekat daerah Jamrud, Provinsi Khyber, salah satu dari tujuh distrik yang merupakan daerah suku yang semi-otonomi, ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju Afghanistan.
"Setidaknya lima pria besenjata mencegat truk-truk itu dan kemudian membakar satu dari kendaraan-kendaraan itu setelah mereka meminta sopir-sopir dan para pembantu mereka turun," kata seorang pejabat pemerintah lokal Ali Sher kepada AFP.
Seorang pejabat intelijen lokal juga mengonfirmasikan insiden itu.
Pakistan adalah satu rute transit penting bagi pasokan bagi misi NATO di Afghanistan yang tidak memiliki pelabuhan laut itu.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab tetapi Taliban pada masa lalu mengklaim serangan-serangan seperti itu.
Truk-truk yang melalui Pakistan untuk mengangkut pasokan bagi pasukan yang dipimpin NATO sering diserang selama intervensi 13 tahun NATO di Afghanistan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika