Ahad 11 May 2014 18:25 WIB

MSF Lanjutkan Recovery Topan Haiyan

 Warga berjalan melewati pemukiman yang hancur akibat Topan Haiyan di kota Tacloban, Leyte provinsi Leyte, Filipina tengah, Ahad (10/11).  (AP/Bullit Marquez)
Warga berjalan melewati pemukiman yang hancur akibat Topan Haiyan di kota Tacloban, Leyte provinsi Leyte, Filipina tengah, Ahad (10/11). (AP/Bullit Marquez)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Enam bulan telah berlalu sejak Topan Haiyan menerjang Filipina, tim Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) menyediakan bantuan untuk kebutuhan darurat sejak awal bencana dan menangani masalah kesehatan sehari-hari di rumah sakit dan klinik berjalan, menyediakan air bersih, membantu memperbaiki sistem pembuangan kotoran, dan pusat kesehatan di beberapa tempat yang paling parah terkena dampak bencana.

Kini, tahap pemulihan terus berlanjut, MSF telah menarik diri dari daerah-daerah yang tidak lagi membutuhkan bantuan, dan tetap berada di daerah-daerah yang sistem kesehatannya belum pulih benar.

 “Setiap hari, kita bisa melihat perubahan di Guiuan,” ujar Laurence de Barros-Duchene, koodinator darurat MSF di Guiuan, salah satu daerah yang pertama kali diterjang angin topan. “Jalan-jalan sudah bersih, listrik dan pasokan air lancar kembali, dan ke manapun mata memandang, kita bisa melihat penduduk setempat membangun kembali rumah mereka.”

Di Guiuan, MSF mendukung sebuah rumah sakit berkapasitas 50 tempat tidur yang menyediakan layanan kesehatan untuk 110.000 orang. Rumah sakit ini dibangun untuk menggantikan sebuah rumah sakit kabupaten yang tingkat kehancurannya amat parah sehingga tidak memungkinkan untuk diperbaiki.

Rumah sakit ini diawaki oleh pekerja kesehatan Filipina, dan MSF membantu menyediakan ahli bedah, ahli anestesis, dan 12 perawat nasional, serta tenaga ahli untuk memastikan berjalannya rumah sakit, termasuk pasokan listrik, air, obat-obatan, dan perlengkapan.

 “Meskipun banyak hal telah kembali ke keadaan normal, kami masih merawat beberapa kasus yang rumit,” ujar ahli bedah MSF Evangeline Cua.

“Baru-baru ini saya merawat seorang anak muda yang menderita osteomyelitis kronis – penyakit radang tulang. Sebelum dirawat, ia pincang dan selalu kesakitan. Namun setelah bedah dan mendapat perawatan yang terus berlangsung, ia sudah mulai berjalan lagi.”

MSF juga sudah memulai pembangunan rumah sakit prafabrik – yang beberapa bagiannya sudah siap pasang – di Guiuan agar pasien-pasien tidak perlu dirawat di dalam tenda selama musim hujan ini, sambil menunggu dibangunnya rumah sakit permanen.

Rumah sakit ini, yang dirancang untuk bisa bertahan selama lima tahun, akan menyediakan layanan rumah sakit bersalin dan layanan pembedahan serta layanan pasien rawat inap dan rawat jalan. Rumah sakit ini rencananya akan dirampungkan pada bulan Juni, saat MSF meninggalkan Guiuan, dan akan diserahterimakan ke Kementerian Kesehatan.

MSF juga memperbaiki sistem pembuangan kotoran dan pasokan air di Guiuan, dan pekerjaan ini sedianya akan diselesaikan akhir bulan Mei. Dengan datangnya musim hujan, tim MSF juga berupaya mencegah wabah demam berdarah yang disebarkan nyamuk.

 “Orang-orang yang kehilangan pekerjaan mereka karena angin topan, atau keluarga yang kehilangan pencari nafkah mereka, terpaksa tinggal dalam kondisi sulit, dan tidak dapat selalu memperoleh layanan kesehatan yang mereka butuhkan,” ujar Akiko Matsumoto, wakil koordinator medis MSF.

“Meskipun kemampuan kami terbatas, kami berharap setidaknya bisa memberi rasa aman kepada penduduk setempat dengan memastikan bahwa para perempuan dapat melahirkan dengan aman dan gratis.”

Di Provinsi Leyte, yang terkena dampak parah setelah diterjang angin topan, kebutuhan medis telah berubah dari layanan darurat ke perawatan penyakit-penyakit kronis dan layanan kesehatan ibu. MSF kini mendukung rekonstruksi rumah sakit provinsi Leyte, sebuah pusat rujukan untuk perempuan yang mengalami komplikasi dalam melahirkan.

Selain memperbaiki bangunan rumah sakit, MSF juga membantu memperkuat tim kesehatan dengan tujuan memulihkan layanan kehamilan yang menyeluruh, termasuk bedah Caesar, di rumah sakit.

 “Pada saat ini, jumlah fasilitas kesehatan yang mampu menangani kehamilan berisiko tinggi masih terbatas, untuk itu MSF akan memfokuskan pada layanan persalinan dan bayi baru lahir dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Axelle de la Motte, manajer program MSF.

Rumah sakit darurat MSF di Tacloban dan rumah sakit tenda di Tanauan kini telah ditutup setelah menurunnya permintaan dan penyedia layanan kesehatan setempat sudah membaik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement