Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Semenjak musibah itu terjadi, sejak itu terjadi perubahan total hubungan diri kita dengan Tuhan.
Sebelumnya, kita berjarak dengan Tuhan, tetapi dengan musibah itu kita tidak lagi mau berpisah dan berjarak dengan Tuhan.
Musibah kita sikapi dengan tawakal dan mengikhlaskan diri kita kepada-Nya. Semua itu sudah suratan takdir dan telah tercatat di buku blue print (Lauh al-Mahfuzh).
Kekuatan tawakal dan ikhlas akan memberikan keajaiban di dalam diri kita. Ini jaminan Tuhan: “Jangan berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS at-Taubah [9]:40).
Kiat menjalani dan mempertahankan sikap tawakal dalam diri kita, diajarkan oleh kalangan guru-guru tasawuf, dengan menghayati secara mendalam dua kalimat syahadat. “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah”.
Dengan diawali kalimat negasi, menafikan segalanya, kalau perlu menafikan keberadaan wujud kita sendiri. Seolah-olah yang ada dan eksis di jagat ini hanyalah Dia, Allah SWT. Kita melenyapkan hakikat dan substansi diri kita, lalu larut kepada suatu wujud Yang Mahaabadi.
Kita bagaikan mayat yang hanyut di sungai, ke manapun sungai itu bermuara, di situlah kita akan dibawa. Makrifat seperti ini lebih mudah muncul ketika kita sedang sujud di atas hamparan sajadah di hadapan kebesaran Allah SWT.
Lupakanlah musibah dan kekecewaan itu, hilangkanlah semuanya, kalau perlu lupakanlah keberadaan dirinya, seolah-olah yang ada hanyalah Dia sendiri. Semuanya kembali dan menyatu dengan-Nya. Seolah, musibah itu datang untuk menghapus memori gelap masa lampau kita.
Ikhlas yang sesungguhnya memberikan rasa optimistis ke dalam diri setiap orang. Orang yang menjalani keikhlasan penuh tidak akan pernah merasa sedih, sakit, lelah, dan kecewa karena semua yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.
Karya dan pengabdian yang dilakukan bukan karena Allah SWT itulah yang sering menyedot energi batin seseorang. Yang bersangkutan sering merasa kecewa, lelah.
Jika semuanya kita niatkan seikhlasnya dan kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT maka hidup ini pasti tenang, tidak akan merasa kecewa, tidak akan bersedih, tidak pernah merasa jatuh, dan mungkin tidak akan pernah lagi kita merasa sakit, Allahu Akbar.