Senin 12 May 2014 05:00 WIB

Artikel Jokowi Disebut Adu Domba Bung Karno dengan Pak Harto

Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artikel 'Revolusi Mental' yang ditulis calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Harian Kompas mendapat kritikan banyak kalangan. Tak kurang, fungsionaris Partai Golkar Indra J Piliang menilai artikel tersebut mencoba membenturkan "Bung Karno" dengan "Pak Harto".

"Menyandingkan Bung Karno dan Pak Harto dalam satu tulisan, lalu bilang Bung Karno seluruhnya baik, Pak Harto seluruhnya buruk: Ini adu domba!"ujarnya, lewat akun twitter @indraJPiliang, Ahad (11/5).

Artikel yang diterbitkan pada Sabtu (10/5) tersebut berisi tentang bagaimana tradisi dan budaya yang tumbuh dan subur pada orde baru.

"Namun, di saat yang sama, sejumlah tradisi atau budaya yang tumbuh subur dan berkembang di alam represif Orde Baru masih berlangsung sampai sekarang, mulai dari korupsi, intoleransi terhadap perbedaan, dan sifat kerakusan, sampai sifat ingin menang sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam memecahkan masalah, pelecehan hukum, dan sifat oportunis. Kesemuanya ini masih berlangsung, dan beberapa di antaranya bahkan semakin merajalela, di alam Indonesia yang katanya lebih reformis.

"Korupsi menjadi faktor utama yang membawa bangsa ini ke ambang kebangkrutan ekonomi di tahun 1998 sehingga Indonesia harus menerima suntikan dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang harus ditebus oleh bangsa ini dengan harga diri kita. Terlepas dari sepak terjang dan kerja keras KPK mengejar koruptor, praktik korupsi sekarang masih berlangsung, malah ada gejala semakin luas,"tulis Jokowi di artikel tersebut.

Jokowi pun menuliskan solusi berupa "Revolusi Mental" sebagai penyelesaian dari budaya orde baru. Hanya, di artikelnya itu, Jokowi menawarkan konsep trisakti yang diambil dari warisan Bung Karno sebagai penggagas demokrasi terpimpin.

"Dalam melaksanakan revolusi mental, kita dapat menggunakan konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilarnya, ”Indonesia yang berdaulat secara politik”, ”Indonesia yang mandiri secara ekonomi”, dan ”Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya”. Terus terang kita banyak mendapat masukan dari diskusi dengan berbagai tokoh nasional tentang relevansi dan kontektualisasi konsep Trisakti Bung Karno ini".

Indra pun mengkritik Jokowi yang seakan mencitrakan Pemerintahan Bung Karno jauh dari korupsi. Padahal, ujarnya, Bung Hatta pun mengkritisi koleganya itu yang menyebut korupsi sebagai bagian dari Pemerintahan Soekarno.

"Maksud Tim Penulis Jokowi adlh bikin semacam aufklarung ala Jokowi. Eh, nubruk angka thn 1963. Itu puncak otoritarianisme BK lho, tweeps!" tutur Indra.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement