REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artikel calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo, yang terbit di Harian Kompas, berjudul "Revolusi Mental" mendapat banyak kritikan. Jokowi pun mengaku jika tulisan tersebut dibuat oleh tim penulisnya.
Fungsionaris Partai Golkar Indra J Piliang mengungkapkan, artikel tersebut hanya sekadar memperlihatkan sisi baik Bung Karno. Di sisi lain, artikel itu mengkritik habis semua yang ada pada orde baru yang dibangun oleh Pak Harto. Terlebih, Jokowi mencoba mengutip pemikiran proklamator tersebut sebagai solusi sebagai semua permasalahan orde baru yang disebut koruptif.
"Puncak pemikiran Sukarno itu ada di Indonesia Menggugat, bukan di Trisakti. Tim amatiran di sekeliling Jokowi ini tak baca ya?"ujar Indra lewat akun twitter-nya yang beralamat di @indraJpiliang, Ahad (11/5).
Indra mengungkapkan, sebenarnya dia tidak mempersoalkan jika memang Jokowi memuja Bung Karno. Hanya, artikel tersebut menurutnya, membatasi sejarah antara orde baru dan orde lama.
"Sah-sah saja Jokowi memuja Sukarno, bahkan datang ke kuburannya. Tapi dengan membuat batas sejarah, seolah-olah hanya Orba yang salah. Itu keliru,"jelasnya.
Artikel tersebut berisi tentang bagaimana tradisi dan budaya yang tumbuh dan subur pada orde baru. Di artikel itu, tertulis jika sejumlah tradisi atau budaya yang tumbuh subur dan berkembang di alam represif Orde Baru masih berlangsung sampai sekarang, mulai korupsi, intoleransi terhadap perbedaan, dan sifat kerakusan, sampai sifat ingin menang sendiri.
Kemudian, artikel tersebut menawarkan solusi "Revolusi Mental" yang ada dalam konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilarnya, ”Indonesia yang berdaulat secara politik”, ”Indonesia yang mandiri secara ekonomi”, dan ”Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya”.