REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak menilai, kampanye hitam 'RIP Jokowi' adalah rekayasa semata. Menurut dia, hal itu bisa menimbulkan tafsir bahwa hal tersebut sengaja dilakukan tim sukses Jokowi untuk meraih simpati masyarakat lewat strategi pencitraan dizalimi.
"Bisa ditafsirkan dilakukan oleh tim sukses Jokowi sendiri. Ini bukan tanpa dasar. Karena sejak awal sudah terbentuk desain supaya dikesankan teraniaya, seolah diserang. Makanya sampai keluar istilah 'aku rapopo'," papar Zaki dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, kemarin.
Zaki meningatkan, budaya politik sebagian besar masyarakat Indonesia adalah masih memberikan simpati kepada pihak yang terkesan teraniaya. Celah tersebut, menurut Zaki, yang dimanfaatkan kubu Jokowi untuk mendulang simpati masyarakat meski hingga saat ini belum menjabarkan secara konkrit visi misi dan program yang dibawanya sebagai calon Presiden.
"Budaya politik kita masih seperti itu. Siapa yang dizalimi, selaku teraniaya, mendapat simpati dan dukungan dari masyarakat. Meski tidak punya program dan visi misi yang jelas," imbuhnya.
Lebih lanjut, Zaki menilai pencitraan dizalimi efektif untuk meraup suara masyarakat yang tinggal di pedesaan atau masyarakat kelas menengah ke bawah. Namun menurutnya pencitraan dizalimi tidak begitu efektif untuk masyarakat perkotaan.