REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, Minggu mengatakan bahwa militer dan intelijen internasional membuatnya yakin untuk menemukan kembali 200 siswi yang bulan lalu diculik oleh kelompok Boko Haram.
Israel menjadi negara yang paling akhir menawarkan bantuan kepada Nigeria sejak kelompok Boko Haram pada 14 April menyerbu sekolah putri berasrama di desa Chibok dan menangkap 276 siswi yang sedang mengerjakan soal ujian. Beberapa anak berhasil lolos, namun lebih dari 200 orang masih belum ditemukan.
Kantor Perdana Menteri Benyamin Netanyahu tidak memberi penjelasan terperinci mengenai usul bantuan itu. Tetapi, Jonathan mengatakan bahwa Netanyahu menawarkan bantuan melalui telepon untuk mengirim tim pakar pelawan terorisme.
Amerika Serikat dan Inggris sudah mengirimkan tenaga ahli bersama dengan pemberangkatan dua divisi tentara Nigeria ke wilayah perbatasan.
Hal ini bertentangan dengan kecaman tajam bahwa pemerintah Jonathan dianggap lamban dalam menanggapi krisis ini.
"Nigeria akan senang menerima dukungan dari pakar anti-terorisme Israel yang sudah terkenal keahliannya dalam melakukan operasi," katanya dari rumah dinas di Abuja.
Jonathan sangat optimistik dengan bantuan masyarakat internasional yang mengirim para ahli di bidang intelijen untuk membantu usaha Nigeria. ''Keberhasilan akan segera dicapai...," katanya.