REPUBLIKA.CO.ID, PENTAGON -- Amnesty International, sebuah organisasi non-pemerintah yang berfokus pada hak asasi manusia mengatakan, pasukan keamanan Nigeria gagal memberikan peringatan tentang serangan di asrama wanita di salah satu sekolah di Nigeria.
“Seharusnya pasukan keamanan datang empat jam lebih awal sebelum militan Boko Haram menyerang sekolah di kota Chibok pada 14 April lalu,” kata perwakilan Amnesty seperti dilansir dari Allafrica, Senin (12/5).
Kelompok hak asasi manusia yang mempunyai anggota lebih dari tiga juta orang di dunia itu menyalahkan pasukan militer dan menganggap ketidakmampuannya untuk mengumpulkan pasukan. "Karena sumber daya yang buruk dan rasa takut terhadap para militan bersenjata,” lanjutnya.
Sebelumnya pada Jumat (9/5) pihak Amnesty telah memperingatkan para pejabat lokal dan dua perwira militer senior untuk menanggapi lebih lanjut kasus yang yang menyerang asrama wanita di Nigeria. Sayangnya tidak ada reaksi tanggap dari pemerintah Nigeria.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat juga merasa kecewa atas kasus penculikan yang menimpa asrama wanita tersebut. Pihaknya dengan senang hati menyambut bantuan dari masyarakat internasional untuk Nigeria.
“Saya berbicara atas nama dewan, kami akan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan tegas terhadap Boko Haram,” kata Duta Besar Korea Selatan, Oh Joon. Para anggota Dewan Keamanan PBB juga menegaskan akan terus mengikuti perkembangan kasus gadis-gadis yang diculik dan untuk mempertimbangkan tindakan apa yang akan diberikan terhadap militan Boko Haram.