Selasa 13 May 2014 18:00 WIB

Sumur Tua Migas tak Bisa Diandalkan

  AKtivitas para pekerja di ladang minyak dan gas (migas) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.  (Republika/Agung Sasongko)
AKtivitas para pekerja di ladang minyak dan gas (migas) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. (Republika/Agung Sasongko)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana mengatakan jumlah lapangan produksi minyak bumi dan gas di Indonesia memang sudah tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan yang selama ini diserap paling banyak untuk sektor industri dan transportasi.

"Produksi kita sudah tidak bisa mengimbangi konsumsi sejak 2004, dan perlu diingat perlu puluhan tahun untuk menikmati hasil produksi dari sumur-sumur baru," tukasnya di Jakarta, Selasa (13/5).

Dia mengatakan, lapangan-lapangan produksi minyak yang kini dieksploitasi merupakan sumber minyak bumi dan gas yang sudah dikuras selama 40 tahun terakhir. "Kita memang tidak miliki lapangan baru. Dulu kita tarik minyak yang mengandung air, sekarang kita tarik air yang mengandung minyak," ujar dia.

Menurut dia, perlu dukungan pemerintah, terutama dalam hal perizinan untuk mendorong perusahaan-perusahaan dan investor migas dalam melakukan eksplorasi atau pencarian sumur-sumur baru di Indonesia.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johanes Widjonarko, mengakui produksi minyak tahun ini memang sulit untuk mencapai target yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 sebesar 870 ribu barel per hari, tetapi hanya 840.000 barel per hari.

Johannes juga mengatakan, target lifting minyak bumi Indonesia ini terjadi akibat tidak adanya temuan sumur minyak baru dalam beberapa tahun terakhir.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement