Selasa 13 May 2014 18:50 WIB

Jelang Jokowi Cuti, Ahok Beres-Beres

Rep: c63/ Red: Citra Listya Rini
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).
Foto: Antara/Rafiudddin Abdul Rahman
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku siap melanjutkan pekerjaan sebagai Pelaksana Harian Gubernur selama cuti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Meski belum ditetapkan secara pasti, namun cutinya Jokowi diperkirakan akan dimulai dalam waktu dekat ini.

Karena itu, Ahok mengaku sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebagai PLH termasuk dalam urusan administrasi. Cutinya Jokowi menurut Ahok tentu akan menambah pekerjaan yang sudah ada selama ini.

"Paling lebih banyak pekerjaannya. Makanya saya suruh ke bagian Biro untuk pilah surat ke Pak Jokowi dan saya lalu disatukan," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (13/5).

Menurut Ahok hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya rangkapnya disposisi surat yang harus ditandatangani. "Bisa pusing saya, jadi lebih baik disatuin," ujar Ahok.

Selain itu, kewenangannya sebagai PLH gubernur sampai saat ini, Ahok mengklaim dapat memutuskan kebijakan strategis non strategis termasuk diantaranya mengganti kepala dinas. Namun, penggantian tersebut menurut Ahok tidak akan dilakukan secara tergesa-gesa usai ia diangkat menjadi PLH Gubernur.

"Ya nanti kita lihatlah dulu eselon dua seperti apa, lagi pula Pak Jokowi yang nyuruh," kata Ahok.

Saat disinggung mengenai gayanya setelah menjadi PLH Gubernur apakah akan meniru gaya Jokowi, seperti blusukan ke wilayah-wilayah, Ahok seperti enggan menanggapi. "Kalau kamu (wartawan) mau ikut, kita blusukan," kilah Ahok.

Untuk tugas secara rinci sebagai PLH Gubernur Ahok pun mengaku belum berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri. Rencananya Ahok baru akan bertemu dengan Kemendagri pada Rabu (14/5) esok.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement