REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Surya Widati mengharapkan festival dalang cilik yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat dapat melestarikan wayang kulit sebagai kesenian warisan leluhur bangsa.
"Saya berharap kegiatan ini dapat dijadikan momentum untuk melestarikan hasil budaya bangsa yang telah diakui UNESCO," katanya dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, Bambang Legowo pada pembukaan Festival Dalang Cilik, Selasa (13/5).
Menurut dia, wayang kulit yang dimainkan dalang merupakan kesenian warisan leluhur bangsa yang berabad-abad lamanya dengan mengalami perubahan, pergeseran, perkembangan dan penyempurnaan sejalan dengan pemikiran manusia dan teknologi.
"Saat ini wayang kulit tidak lagi difokuskan pada upacara ritual dan keagamaan semata, namun juga ditampilkan sebagai hiburan dengan mengutamakan inti cerita dan berbagai pengetahuan, falsafah hidup, nilai-nilai budaya dan berbagai unsur seni," katanya.
Ia mengatakan, kesenian wayang kulit merupakan gabungan dari berbagai cabang seni yang berbaur menjadi satu ke dalam sebuah seni pertunjukan, menyangkut di dalamnya terdapat aspek seni rupa, seni musik karawitan, seni tari dan seni sastra.
"Dari semua unsur seni yang ada dalam kesenian wayang kulit, dapat dijadikan sebuah media pendidikan dan pengajaran yang menarik sebagai sarana pengembangan kecerdasan anak," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia pertunjukan wayang kulit yang ditampilkan oleh dalang anak perlu untuk dikembangkan lebih lanjut dalam rangka pembelajaran dan pelestarian kesenian wayang lulit pada generasi penerus.
"Sebagai media pembelajaran, lakon-lakon yang ditampilkan oleh dalang anak diarahkan pada lakon-lakon yang substansinya mengisahkan seputar kehidupan anak atau fantasi dunia anak dengan tidak meninggalkan pakem," katanya.