Rabu 14 May 2014 18:00 WIB

Djoko Santoso: Anak-Anak Butuh 'Superhero' Asli Indonesia

The 99, serial komik tentang superhero Muslim.
The 99, serial komik tentang superhero Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI, Djoko Santoso percaya penanaman pendidikan Pancasila kepada anak-anak bisa lebih mudah dengan memanfaatkan medium superhero atau tokoh karakter. Itu sebabnya, Indonesia butuh karakter tokoh yang mencerminkan keindonesiaan yang luhur dan arif.

"Pilihan pada Suparamawira Gardala, diharapkan mampu menjadi sosok bayangan anak Indonesia akan sosok pahlawan," kata dia, seperti dilansir Antara, Rabu (13/5).

"Kita sering menjumpai pahlawan-pahlawan super di televisi, tetapi tidak ada yang asli Indonesia. Adanya tokoh Suparamawira Gardala diharapkan tidak hanya imajinasi, tetapi juga panutan anak-anak, dan tidak hanya aksi-aksi heroik, tetapi nilai-nilainya." tegasnya.

Sutradara film Nanang Rakhmat Hidayat dari Rumah Garuda mengatakan bahwa produksi film ini memakan waktu relatif cukup panjang. Produksi film dengan *action*superhero dilakukan bersama mahasiswa Jurusan Televisi, Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Pria yang terkenal dengan julukan Nanang Garuda sengaja membuat segmentasi penonton, usia 5--12 tahun. Dipilihnya segmen ini karena merupakan usia produktif dalam penanaman nilai-nilai Pancasila.

"Film ini sengaja memasukkan unsur kearifan lokal yang kental. Selain sosok burung Garuda sebagani tokoh utama, ada juga Bhatara Angkara yang terinspirasi tokoh wayang Dasamuka. Penggunaan unsur bahasa daerah juga kental dalam film ini," kata Nanang.

Ia mengatakan bahwa unsur daerah yang diusung tidak hanya Jawa, tetapi menambah unsur kedaerahan lain, mulai dari Aceh hingga Papua. Hal ini dilakukan agar film yang diproduksinya benar-benar mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Soal pendistribusian film, Nanang dan timnya menyiapkan langkah khusus. Langkah awal adalah mencoba memasukkan film ini ke dalam program televisi nasional sebagai cerita serial.

Selain itu, kata dia, penggunaan fasilitas dunia maya, seperti kanal Youtube dan Vimeo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement