REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggaran pada triwulan I-2014 tercatat surplus Rp 2,2 triliun. Hal tersebut dianggap suatu pencapaian karena periode yang sama pada tahun sebelumnya, anggaran tercatat defisit Rp 17,9 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, surplus itu didorong oleh kenaikan pendapatan negara dan hibah dan juga pengendalian. "Belanja triwulan-I bisa kita kendalikan," ujar Askolani, Rabu (14/5).
Hingga Maret 2014, pendapatan negara tercatat sebesar Rp 288,7 triliun. Jumlah pendapatan negara dan hibah tersebut berasal dari penerimaan perpajakan Rp 246,4 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 42,4 triliun. Sedangkan belanja negara tiga bulan ini sebesar Rp 286,5 triliun.
Belanja modal juga mengalami penurunan. Hingga Maret 2014, realisasi belanja modal sebesar 3,4 persen dari pagu anggaran, atau tercatat sebesar Rp 7,8 triliun. Askolani mengatakan, belanja modal bergantung pada proses lelang. "Kalau lelang lebih cepat, belanja modal bisa cepat," ujarnya.
Belanja modal juga terkait kesiapan administrasi Kementerian/Lembaga, kondisi lapangan dan kelengkapan dokumen. "Semakin cepat antisipasi, akan cepat. Tapi kalau menghadapi tantangan, bisa memperlambat belanja modal," ujarnya.