REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Jumlah tahanan anak-anak Palestina yang ditahan pasukan Israel terus meningkat. Tak hanya ditahan, mereka juga dianiaya di dalam sel isolasi penjara-penjara Israel.
"Penggunaan sel isolasi terhadap anak-anak Palestina sebagai alat interogasi semakin meningkat di Israel," ujar Ayed Abu Qtaish, perwakilan Pertahanan Anak Internasional Palestina (DCI-Palestina), seperti dilansir Mi'raj News Agency, Rabu (14/5).
Ia mengatakan, hal tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan masyarakat Internasional harus berperan aktif membantu mendapatkan keadilan bagi anak-anak Palestina. DCI- Palestina mencatat, sekitar 20 persen kasus penahanan dialami anak-anak Palestina, bahkan setiap tahunya persentase tersebut terus meningkat.
Organisasi HAM Internasional yang khusus membela anak-anak Palestina itu telah membuat laporan dan menyampaikan tembusan kepada beberapa tokoh PBB serta beberapa organisasi internasional. Laporan dan tembusan tersebut ditujukan untuk meminta dukungan membantu anak-anak Palestina.
Laporan yang diberikan tersebut menyebutkan bahwa Israel telah menahan dan menginterogasi sebanyak 7000 anak Palestina, rata-rata mereka berusia sekitar 12-17 tahun.
Pada Oktober lalu, UNICEF mengatakan bahwa Israel setuju untuk mencoba melakukan perlakuan yang berbeda dalam menangani anak-anak Palestina. UNICEF juga menyarankan pasukan zionis Israel untuk mengirimkan surat panggilan kepada anak-anak Palestina dan bukan dengan cara menerobos rumah-rumah mereka pada tengah malam.