Kamis 15 May 2014 02:22 WIB

Pejabat Suriah Sambut Baik Pengunduran Diri Brahimi

UN-Arab League envoy for Syria Lakhdar Brahimi addresses the media after a meeting at the Geneva Conference on Syria at the United Nations European headquarters in Geneva February 15, 2014.
Foto: Reuters/Denis Balibouse
UN-Arab League envoy for Syria Lakhdar Brahimi addresses the media after a meeting at the Geneva Conference on Syria at the United Nations European headquarters in Geneva February 15, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Seorang pejabat Suriah hari Rabu (14/5) menyambut baik pengunduran diri Lakhdar Brahimi sebagai utusan bersama PBB-Liga Arab untuk Suriah dan menyerukan penunjukan mediator yang “lebih obyektif.”

 

Fayez Sayegh, anggota parlemen dan anggota senior Partai Baath yang berkuasa, menuduh Brahimi bersikap bias dan ikut campur dalam urusan dalam negeri Suriah.

 

Sayegh berbicara Rabu dalam sebuah wawancara telepon dengan kantor berita Associated Press di Damaskus. Ini adalah reaksi resmi Suriah yang pertama terhadap pengunduran diri Brahimi, yang diumumkan sehari sebelumnya oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Sebelumnya hari Selasa (13/5), mediator PBB dan Liga Arab dalam perang saudara Suriah – Lakhdar Brahimi menyatakan bahwa ia mengundurkan diri. Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengatakan ia menerima pengunduran diri Lakhdar Brahimi yang akan mulai berlaku secara efektif tanggal 31 Mei mendatang.

 

Mantan Menteri Luar Negeri Aljazair itu telah bertugas selama hampir dua tahun untuk menemukan solusi diplomatik guna mengakhiri perang saudara selama tiga tahun di Suriah.

 

Brahimi, yang berusia 80 tahun, dikenal karena kesabarannya, berusaha selama hampir dua tahun namun gagal menengahi pengakhiran perang sipil Suriah.

 

Pengunduran diri tersebut menandai kegagalan PBB dan Liga Arab untuk kedua kalinya dalam upaya mengakhiri konflik yang memburuk di Suriah dan menyoroti perpecahan mendalam di antara pihak-pihak Suriah dan negara-negara terkait dalam mencari cara memulihkan perdamaian.

 

Mantan Sekjen PBB Kofi Annan mengundurkan diri dari pekerjaan yang sama pada bulan Agustus 2012 setelah gagal menengahi gencatan senjata sementara negara itu diambang perang saudara. 

sumber : VOA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement