REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Film animasi buatan Abhistek Verma tentang perempuan India korban air keras mendapat pujian para pemerhati film di Melbourne, Australia. Film buatan seorang mahasiswa asal Mumbai, itu pun ditetapkan sebagai pemenang fiulm pendek di Festival Film di Melbourne.
Film animasi buatan Verma berjudul "Chasni" atau Sirup Gula mendapatkan banyak pujian para sineas di Melbourne. Film ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan yang harus hidup sendirian, jauh dari masyarakat sekitar, kesepian di dalam rumah.
Menurut Verma, format animasi sebagai upaya mengekpresikan diri dalam film mudah dilakukan."Hal yang paling indah adalah kita tidak memerlukan dana besar. Siapa saja bisa membuat film animasi," kata mahasiswa berusia 26 tahun dari Institut Teknologi India di Mumbai tersebut belum lama ini.
Verma mendapatkan inspirasi untuk membuat film tersebut setelah dia ikut magang di bulan Mei. "Saya sedang di dalam kereta, melihat begitu banyak orang dan saya membaca koran," katanya. Isinya menceritakan bahwa jumlah serangan menggunakan air keras meningkat belakangan ini di India.
Di sekitar kota Mumbai saja, ada 9.000 wanita yang menderita cacat wajah karena serangan cairan air keras dan serangan lainnya. Ini membuat mereka harus menutupi muka, dan tidak berani keluar rumah. "Pernah kamu melihat mereka di sekitar anda," tanya film tersebut.
"Ini membuat saya bertanya-tanya mengenai rasa aman terhadap diri saya sendiri." Verma kemudian mulai mencari berbagai informasi, dan mewawancarai para korban - kebanyakan wanita - lewat internet.
Dia sebenarnya sudah berencana membuat film mengenai tema lain, namun melihat potensi akan cerita seperti ini bagi masyarakat luas membuatnya memutuskan untuk membuat cerita "Chasni."
Festival Film cerita pendek India di Melbourne 2014 mendapatkan banyak peserta dari berbagai kalangan di India. Tema kompetisi adalah "Hope" (Harapan), dan walaupun cerita Chasni adalah mengenai "keburukan", Verma berharap harapan bisa ditemukan dalam upaya kita membuat perubahan.
"Masyarakat harus bisa melakukan instropeksi dan melihat ke dalam diri sendiri, dan berpikir " saya bertangung jawab kepada mereka (korban serangan).
Verma belum lagi memiliki rencana jelas mengenai apa yang akan dibuatnya mendatang, walau sudah memiliki beberapa ide.
Namun dengan filmnya ini diputar di Australia membuatnya ingin mengunjungi benua Kanguru, dan tidak sekedar mengunjungi pusat-pusat wisata seperti Great Ocean Road atau MCG (Stadion Kriket Melbourne. "Saya ingin membuat film bekerjasama dengan perusahaan Australia," katanya.
Dan dia juga senang bahwa filmya membuka kesadaran baru mengenai salah satu masalah yang dihadapi India saat ini. "Banyak yang memberikan dukungan. Ada yang mengatakan ini adalah salah satu hal paling indah yang pernah mereka rasakan," katanya.