Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Wakaf didirikan oleh orang-orang kaya, terutama anggota keluarga kekaisaran.
Wakaf merupakan sumbangan properti mereka yang bermanfaat sebagai lembaga amal secara permanen.
Hurrem membangun Hasseki Sultan Imaret di Yerusalem karena kota itu merupakan kota suci seperti Makkah dan Madinah. Dia ingin memastikan bahwa setiap kota suci memiliki sebuah lembaga yang menampung masyarakat yang kelaparan.
Hurrem memosisikan Hasseki Sultan Imaret sebagai alat untuk menjaga ketertiban sosial. Pemberian makan pun dilakukan sesuai dengan hierarki sosial dimulai dari bangsawan lokal, karyawan, kemudian orang miskin.
Dalam mengatur yayasan amalnya, Hurrem dibantu oleh sekretaris kerajaan. Sekretaris kerajaan tersebut bernama Esther Handali, yang sebelumnya menggantikan suaminya, pun sebagai sekretaris.
Meskipun ada hierarki sosial dalam Hasseki, juga ada pelajaran bagaimana hidup tertib dalam antrean. Seluruh masyarakat harus mengantre baik itu tua, muda, wanita, laki-laki, maupun anak-anak.
Kecantikan
Tak banyak data yang mengupas soal kehidupan masa kecil Hurrem. Terlebih, asal usul kedua orang tuanya. Namun yang jelas, ayahnya merupakan seorang ortodoks yang berasal dari Ukraina.
Hurrem memang sosok yang cantik dan istimewa dengan kecerdasannya. Faktor inilah yang memikat hati Sang Sultan untuk mempersuntingnya. Kecantikannya membuat selir-selir Suleiman iri. Seperti kedengkian Mahidevran.
Selir Sultan pertama itu iri terhadap Hurrem, lalu memukulnya. Ini membuat Mahidevran terusir, termasuk anaknya yang saat itu telah menjadi putra mahkota.
Hurrem melahirkan enam orang anak saat menjadi selir. Salah satu anaknya, Selim II, nantinya akan meneruskan takhta sang ayah memimpin Ottoman. Anak-anak Hurrem yang lainnya bernama Putri Mihrimah, Beyazid, Abdullah, Cihangir, dan Mehmed.
Hurrem meninggal pada 18 April 1558 dalam usia 58 tahun. Dia dimakamkan dekat dengan suaminya, Suleiman, di Masjid Raya Sulaimaniah.