Kamis 15 May 2014 15:10 WIB

Innalillahi, Korban Tewas Bencana Tambang di Turki Capai 274 Orang

  Tim penyelamat menyelamatkan seorang pekerja terjebak dalam tambang batu bara di Soma, Turki Barat, Rabu (14/5).
Foto: AP/Emrah Gurel
Tim penyelamat menyelamatkan seorang pekerja terjebak dalam tambang batu bara di Soma, Turki Barat, Rabu (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SOMA-- Serikat pekerja terbesar di Turki menyerukan pemogokan besar-besaran pada Kamis di tengah kemarahan karena kecelakaan tambang terburuk yang menelan korban jiwa 274 dan banyak yang masih terperangkap.

"Mereka yang mengikuti kebijakan privatisasi yang mengancam keselamatan pekerja untuk mengurangi ongkos adalah pelaku pembantaian Soma dan harus mempertanggungjawabkanya," tertulis di situs Konfederasi Serikat Pekerja Umum Turki (KESK) yang mewakili 240.000 pekerja.

Keputusasaan dan kemarahan meningkat setelah harapan akan kemungkinan penyelamatan para korban yang terjebak di tambang batu-bara yang runtuh di kota Soma, Provinsi Manisa, makin menurun. Ribuan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di Ankara dan Istanbul pada Rabu, mereka menuduh pemerintah dan industri tambang telah lalai.

Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan berjanji akan melakukan penyelidikan atas musibah ini tetapi mengelak tudingan bahwa pemerintah bersalah. "Kecelakaan seperti itu bisa terjadi," katanya.

"Kita sudah menyaksikan kecelakaan kerja terburuk dalam sejarah kita," kata Erdogan setelah mengunjungi kota Soma di barat provinsi Manisa, sementara para keluarga korban menuntut pengunduran dirinya.

Erdogan mengatakan jumlah korban masih belum diketahui, tetapi pengelola tambang memperkirakan masih ada sekitar 120 pekerja yang terperangkap setelah terjadi ledakan pada Selasa akibat kerusakan listrik.

Laporan para petugas penyelamat dari tempat kejadian memperkirakan bahwa jumlah korban mungkin jauh lebih banyak. Para korban kebanyakan meninggal karena menghirup gas beracun karbon monoksida.

Ia juga tampak mengecilkan kecelakaan ini dengan membandingkannya dengan bencana tambang di tempat-tempat lain. "Sebanyak 204 orang meninggal di Inggris pada 1862 dan 361 orang pada 1864".

Kerusakan listrik diyakini sebagai penyebab ledakan besar di tambang itu, Selasa. Ratusan keluarga dan teman-teman korban yang putus asa berkumpul di dekat gedung tempat Erdogan memberi keterangan pers dan melampiaskan kemarahan, sebagian menendangi mobilnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement