Kamis 15 May 2014 16:28 WIB

Balita Meninggal Dunia Saat Tunggu Kartu BPJS

Rep: C79/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Petugas membagikan kartu BPJS kesehatan kepada warga   di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (24/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Petugas membagikan kartu BPJS kesehatan kepada warga di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (24/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,KOJA -- Seorang balita berusia 2,5 tahun bernama Andini meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, pada hari Selasa (13/5).

Balita tersebut tidak mendapatkan ruang Intensive Care Unit untuk anak (PICU). Hal tersebut berdasarkan informasi dari pihak RS ketika RoL melakukan konfirmasi pada Kamis (15/5).

Aam, nenek korban mengatakan, Andini meninggal dunia karena mengidap penyakit infeksi paru-paru. Orang tua Andini pertama kali membawa putrinya ke RS Koja. Ia menjelaskan, karena RS Koja telah kehabisan ruang PICU maka pihak RS menyarankan untuk merujuk Andini ke RS lain yang masih memiliki ruangan PICU.

Menurutnya, rumah sakit lain tidak mau menerima Andini jika tidak ada kartu BPJS. Pada saat itu ia mengaku belum memiliki BPJS atas nama cucunya tersebut, maka dia pun langsung mengurus ke kantor BPJS setempat.

Namun, karena proses pembuatan memakan waktu yang cukup lama, lanjut dia, nyawa putrinya tidak bisa tertolong lagi. "Belum sempat keluar kartunya, dia sudah meninggal dunia," ujarnya.

Dr. Dewi, Dokter anak di RSUD Koja mengatakan, untuk menangani penyakit infeksi paru paru memang memerlukan fasilitas tabung oksigen yang terdapat di dalam ruang PICU.

Karena RSUD Koja hanya memiliki enam buah ruang PICU dan semuanya telah terpakai, pihak RS lalu menempatkan Andini di ruangan umum di lantai 4 untuk di berikan pertolongan sementara.

Sementara itu, sampai berita ini diturunkan belum ada keterangan lebih lanjut dari orang tua korban dan pihak BPJS yang mengurus proses pembuatan kartu sehat tersebut.

Menurut Aam, rumah orang tua Andini yang beralamat di Jl. Tanah Merdeka, RW 07/RT 15 Cilincing Jakarta Utara, masih sepi dan tidak berpenghuni. Keluarga Andini, terangnya, pulang ke kampung halaman mereka di daerah Karawang untuk  dimakamkan di sana.

"Baru kembali ke sini (Cilincing) mungkin setelah nujuh hari," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement