Kamis 15 May 2014 17:17 WIB

Fosil Sperma Tertua Ditemukan di Queensland

Fosil sperma tertua
Foto: Abc News
Fosil sperma tertua

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Fosil sperma tertua di dunia di dalam kotoran kelelawar berhasil ditemukan di sebuah lokasi penelitian arkeologi di pedalaman Queensland, Australia. Fosil yang masih lengkap dengan organ reproduksi tersebut diperkirakan berusia 17 juta tahun.

Laporan tersebut terungkap dalam Proceedings of the Royal Society B yang dirilis pekan ini. "Belum pernah ada penemuan sperma yang telah menjadi fosil seperti ini sebelumnya. Ini adalah sperma tertua di dunia," ujar Professor Mike Archer dari University of New South Wales, di Sydney, baru-baru ini.

Menurut Prof Archer, peneliti sudah terbiasa dengan fosil berupa tulang-belulang namun mereka tidak pernah menduga sperma juga akan terbekukan selama 17 juta tahun. Sperma tersebut berasal dari binatang Ostracod, sejenis udang-udangan, yang hidup sekitar 500 juta tahu silam. "Ini binatang kecil yang memiliki cangkang. Jika kita melihat isi dalamnya akan tampak seperti kepiting kecil yang berusaha menyembunyikan diri," jelas Prof Archer.

Tim peneliti ini menemukan fosil Ostracod jenis betina dan jantan di situs Bitesantennary di daerah Riversleigh World Heritage di Queensland. Menurut Prof Archer, situs ini dahulu kala merupakan kolam di dalam gua di hutan tropis yang merupakan sarang kelelawar. Dia menduga binatang Ostracod purba tersebut terjebak di tengah "hujan kotoran" kelelawar.

Temuan fosil tersebut kemudian diuji oleh tim peneliti di Eropa, yang kemudian memastikan seluruh aspek dari binatang tersebut tampak jelas dengan menggunakan x-ray. Dengan ukuran hanya beberapa milimeter, binatang ini memiliki sistem reproduksi sekitar sepertiga dari seluruh badannya. Jenis jantan binatang ini memiliki ukuran sperma sekitar satu sentimeter. Temuan ini menunjukkan bukan hanya organ tapi juga struktur di dalam sel-selnya.

sumber : abc, radio australia
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement