REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Selain mendirikan bangunan yang melanggar dan diduga mencemari sawah, PT Kahatex masih memiliki berbagai persoalan. Salah satunya, terkait penggunaan sumber daya air artesis. PT Kahatex, diduga menggunakan 21 artesis di Kabupaten.
"Bagaimana pajaknya (artesis) dibayar seperti apa. Nggak ada ukuran. Ini harus diteliti kembali. Bisa juga kerja sama dengan BPK. Ini ruwet ya," ujar Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar kepada wartawan belum ini.
Menurut Deddy, penggunaan air tanah harus diaudit. Jadi, harus hati-hati dan dihitung berapa banyak yang digunakan industri dan digunakan masyarakat. Jangan sampai, artesis itu digunakan terus siang-malam. Karena, cekungan Bandung tak punya air lagi. Kalau Jakarta, masih memiliki air laut untuk pengganti air tanah walau agak asin. Namun, cekungan Bandung jauh dari laut.
"Hutan gundul, laut jauh, sungai tidak ada serapan ya jadinya banjir. Air bersih di mana. Hati-hati menggunakan artesis. Bukannya tidak boleh," katanya.