REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penderita HIV&AIDS di Kota Yogyakarta dalam kurun waktu lima tahun terakhir cenderung bergeser ke arah penderita heteroseksual yang berasal dari lingkungan rumah tangga.
"Kecenderungan penderita HIV&AIDS selalu berubah dari waktu ke waktu, masyarakat tidak lagi berpandangan bahwa penyakit tersebut hanya bisa diderita oleh pekerja seks saja," kata Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS Kota Yogyakarta, Ghanis Kristia, di Yogyakarta, Jumat.
HIV&AIDS pertama kali memang ditemukan pada pekerja seks. Namun sekitar 2000-an, banyak penderita HIV&AIDS yang memiliki latar belakang sebagai pecandu narkoba suntik dan kini kecenderungannya bergeser ke arah rumah tangga.
"Ibu rumah tangga yang dulu bukan merupakan kelompok berisiko tinggi kini menjadi salah satu kelompok yang rentan tertular penyakit tersebut," katanya.
Ghanis mengatakan pergeseran kecenderungan penderita HIV&AIDS tersebut menunjukkan bahwa masyarakat justru semakin menyadari dan memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai penyakit tersebut dan bagaimana penularannya.
"Banyak masyarakat yang paham dan kemudian melakukan tes HIV&AIDS sehingga dari waktu ke waktu akan terlihat bagaimana kecenderungan yang sebenarnya," katanya.