REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Provinsi Jawa Timur (Jatim), Soekarwo menawarkan investasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Jatim kepada pemerintah dan perusahaan-perusahaan Republik Rakyat Cina (RRC).
Soekarwo menjelaskan, saat ini memang sudah ada peraturan mengenai ekspor bahan baku. Melalui pembangunan pabrik smelter, bahan baku bisa diolah di Jatim. Sehingga, kata Soekarwo, membangun smelter di Jatim merupakan peluang investasi penting. Menurutnya dengan dibangunnya smelter di Jatim akan memberikan efek domino terhadap kinerja industri dalam negeri, khususnya di Jatim.
‘’Selain dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku yang saat ini mencapai sekitar 83 persen dan akan memicu tumbuhnya industri hilir logam di sekitar lokasi berdirinya smelter,’’ katanya saat menerima Konsulat Jenderal (Konjen) RRC Yu Hong di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat (16/5).
Untuk itu, pemerintah provinsi (Pemprov) Jatim berjanji akan memberikan kemudahan dalam berinvestasi melalui empat jaminan pemerintah seperti lahan, power plant, kemudahan perizinan, dan penyediaan buruh. Pemprov Jatim menawarkan pembangunan smelter di Jatim, dan terus mendorong sister province.
Selain itu tawaran kerja sama produktif antara provinsi, kabupaten/kota di Jatim dengan RRC. ‘’Selain pembangunan pabrik smelter, kami juga menawarkan kerja sama di bidang ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan,’’ katanya.
Empat bidang tersebut dinilai pihaknya perlu diperluas sebagai kerja sama yang produktif yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Di satu sisi, ia mengapresiasi Konjen RRC yang sangat aktif membangun hubungan kerja sama dengan Jatim sebagai bagian dari sister province. Ia menegaskan, hubungan baik itu harus terus diperkuat hubungannya.