REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pertempuran yang meningkat di Republik Afrika Tengah (CAR) telah membuat banyak orang kembali meninggalkan rumah mereka dan menjadi pengungsi di dalam negeri mereka di negara yang dilanda pertempuran itu.
Adrian Edwards, Juru Bicara Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), mengatakan dalam satu taklimat bahwa hingga 2 Mei, lebih dari 23.000 orang kehilangan tempat tinggal mereka di Daerah Kaga Bandoro di bagian utara CAR, dan jumlah pengungsi tersebut hampir dua kali lipat dibandingkan dengan sebulan sebelumnya.
"Dengan meningkatnya pertempuran dalam satu pekan belakangan ini, makin banyak orang dipaksa mengungsi dari rumah mereka, kendati saat ini lembaga kemanusiaan terhalang dan tak bisa mengabsahkan jumlah pasti pengungsi," kata Edwards.
Ia menyatakan kebanyakan orang yang mengungsi beragama Kristen, terutama perempuan dan anak, dan banyak dari mereka adalah pria yang bersembunyi karena takut diserang oleh kelompok bersenjata.
Pengungsi baru itu juga terlihat di bagian baratlaut negeri tersebut, tempat UNHCR mencatat 2.445 pengungsi di Paoua di Prefektur Ouham Pende setelah satu serangan awal Mei di satu desa di dekatnya.
"Orang yang kehilangan tempat tinggal ini sangat memerlukan perlindungan fisik, makanan, barang non-pangan, air dan kebersihan," kata Edwards, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Ia telah menyatakan banyak kasus diare telah dilaporkan di kalangan anak-anak.
UNHCR, melalui kerja sama dengan lembaga lain PBB, menyediakan tempat berteduh dan bantuan non-pangan, termasuk terpal, selimut, tikar dan perlengkapan dapur.