REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, Tata Nanzar Riyadi, mengatakan pantai di Kabupaten Pandeglang, terutama yang berada di wilayah selatan, rawan terhadap pendaratan imigran gelap.
"Memang cukup rawan, salah satu indikasinya selama ini sering terjadi penangkapan imigran gelap di wilayah selatan Pandeglang," katanya ketika dikonfirmasi di Pandeglang, Sabtu.
Selain itu, kata dia, perairan Pandeglang yang langsung berbatasan dengan Selat Sunda, juga rawan dijadikan jalur lalu lintas penjualan buruh. "Kita selama ini terus berkoordinasi dengan Polair dan Lanal untuk pengamanan masuknya imigran gelap ke daerah ini," katanya.
Namun, kata dia, dalam melakukan pengamanan tersebut masih terjadi kekurangan sarana dan prasarana baik yang dimiliki Polair maupun Lanal. Sebagai contoh, untuk pos pengamanan yang dimiliki Polair dan Lanal sangat mengkhawatirkan dan kurang layak sebagai tempat untuk penjagaan.
Pos Polair, kata dia, ada di Kecamatan Cimanggu dengan ukuran sangat kecil, dan Pos Lanal di Kecamatan Sumur bahkan hanya berupa gubuk. Selain itu baik Polair maupun Lanal tidak memiliki kapal untuk patroli di wilayah perairan Pandeglang, sehingga pengamanan kurang optimal.
Penangkapan terakhir pada 10 Juni 2013. Sebanyak 48 imigran gelap diamankan dari Pulau Cidaun di kawasan perairan Pandeglang, dekat Pantai Cibandao, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.