Ahad 18 May 2014 14:00 WIB

Kesalehan si Kaki Telanjang (2-habis)

Tobat (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Tobat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nashih Nashrullah

Bisyr berkomitmen tak kembali ke jalan kesesatan.

Satu saat, Bisyr dan koleganya tengah berpesta pora di rumahnya, penuh suara musik, gelak tawa, ditemani anggur dan budak-budak perempuan.

Seorang tokoh ulama yang terkenal saleh mengetuk pintu rumah Bisyr yang disambut oleh pembantunya. “Siapa pemilik rumah ini? Ia seorang hamba sahaya atau orang merdeka?” tanya orang saleh itu. Si pembantu menjawab, pemilik rumah bukan hamba melainkan orang merdeka.

Pantas kalau begitu, jika ia seorang hamba, niscaya akan berperilaku dengan etika penghambaan dan meninggalkan berfoya-foya,” ujar alim tersebut sembari beranjak dari kediaman “Sang Berandal”.

Dari ruang tengah, Bisyr mendengar percakapan mereka berdua. Ia pun bergegas menghampiri pembantunya dan menanyakan, siapa gerangan orang asing yang bertandang ke rumahnya tersebut. Pembantu tak tahu-menahu.

Bisyr pun mengejar dan mengikuti jejak alim misterius tersebut. Begitu bertemu, ia menanyakan apakah benar sosok yang ia kejar tersebut adalah alim yang berkunjung ke rumahnya, beberapa saat lalu. Ternyata benar.

Bisyr meminta sang alim mengulangi  kata-kata bijaknya. Tersentuh dengan petuah sang alim, Bisyr lantas menyentuhkan kedua pipinya di atas tanah sembari berujar, “Bukan, bukan, saya adalah seorang hamba,” ujarnya dengan kondisi kaki bertelanjang, tanpa alas apa pun.

Ia kembali ke rumahnya dan berpamitan kepada koleganya. “Sahabat, aku dipanggil, oleh karena itu aku harus meninggalkan tempat ini. Selamat tinggal! Kalian tidak akan pernah melihat diriku lagi dalam keadaan yang seperti ini.”

Sejak itulah, Bisyr berubah dan menjadi pribadi yang saleh dan bertakwa. Ia tak pernah melalaikan kewajiban beribadah kepada-Nya. Saking khusyuk shalat, ia bahkan kerap beribadah tanpa alas kaki, ia pun dijuluki si manusia berkaki telanjang.

Sewaktu ditanya, mengapa ia melakukannya, Bisyr menjawab, “Aku tidak akan menjumpai Tuhanku, kecuali berkaki telanjang, dan aku akan melakukannya hingga ajal menjemputku,” katanya.

Bisyr meninggalkan dunia kelam dan mendalami ilmu agama. Ia menekuni hadis di Baghdad dan menggeluti olah spiritual, tasawuf.

Pembersihan diri dan penyucian hati telah menempatkannya dalam posisi yang terhormat di sisi-Nya. Bisyr pun terkenal mempunyai sejumlah karamah.

Pernah suatu ketika seorang preman mengancam perempuan dengan pisau yang terhunus di leher. Tak ada yang berani mendekat.

Tiba-tiba Bisyr mendekap si preman dari belakang, lalu tersungkurlah preman tersebut dengan keringat yang mengucur deras. Ia tak berdaya.

Warga mengerumuni sang preman dan menanyakan, apa yang membuatnya terkapar. “Siapa sosok orang saleh tadi? Ia membisikkan di telingaku bahwa Tuhan selalu mengawasi. Seketika, sendi-sendiku gemetar, aku tersungkur.” Warga menjelaskan sosok yang ia maksud adalah Bisyr.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement